Sukses

Potensi Perang Dagang Mereda Bikin Harga Emas Stabil

Emas, sering dilihat sebagai investasi alternatif selama adanya ketidakpastian politik dan keuangan.

Liputan6.com, New York - Harga emas cenderung stabil, sehari setelah mencapai penurunan terbesar satu hari dalam hampir 9 bulan. Kondisi ini dipicu meredanya ketegangan di Korea Utara dan perdagangan global.

Melansir laman Reuters, harga emas di pasar spot hampir tidak berubah pada posisi USD  1.325,16 per ounce, usai mencapai posisi rendah USD 1.322,50 di sesi sebelumnya, atau terendah sejak 21 Maret.

Bahkan, penurunan harga sebesar 1,5 persen pada hari Rabu, merupakan persentase terbesar satu hari sejak 3 Juli 2017.  Adapun emas berjagka AS untuk pengiriman April stabil di USD 1.324 per ounce.

"Harga emas menjadi premium karena adanya masalah dalam perdagangan dan dengan Korea Utara. Kedua ketegangan ini terlihat menjadi sedikit mereda saat ini," kata Cameron Alexander, Analis Konsultan Logam GFMS milik Thomson Reuters.

Terkait ketegangan politik, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berkomitmen untuk melakukan denuklirisasi dan bertemu dengan pejabat AS setelah pertemuannya dengan Presiden Xi Jinping.

Emas, sering dilihat sebagai investasi alternatif selama adanya ketidakpastian politik dan keuangan.

Di sisi lain, kekhawatiran tentang perang perdagangan global telah mereda meski ini dinilai tidak berarti sudah berakhir.

Rencana Presiden AS Donald Trump untuk mengenakan tarif impor terhadap barang-barang Cina dapat tidak dikenakan sampai awal Juni, kata pejabat pemerintah.

 

2 dari 2 halaman

Harga Logam Lain

Adapun harga logam mulia lainnya, perak jatuh ke posisi USD 16,20 per ounce, terendah dalam satu minggu. Harga perak berada di jalur terburuknya.

Harga platinum naik 0,5 persen menjadi USD 936,30 per ounce, setelah mencapai posisi terendah hampir tiga bulan di sesi sebelumnya. Harga Palladium naik 0,3 persen menjadi USD 968,90 per ounce.   

Harga Palladium telah jatuh lebih dari 7 persen bulan ini, penurunan tertajam sejak Desember 2016.   

Pada kuartal ini, harga logam turun lebih dari 8 persen, terburuk sejak kuartal yang berakhir pada Desember 2015.