Pemerintah diminta segera mengisi enam posisi kosong di jajaran eselon I Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Menurut pengamat perminyakan Kurtubi, energi merupakan sektor strategis sehingga jabatan penting di Kementerian ini tidak boleh dibiarkan kosong terlalu lama.
"Dibutuhkan orang-orang yang mumpuni dan profesional serta memiliki konsep perubahaan menuju perbaikan," kata Kurtubi saat berbincang dengan liputan6.com, Kamis (13/12/2012).
Ia menilai sektor energi saat ini masih memiliki beberapa pekerjaan rumah yang cukup besar. Di sektor minyak dan gas (migas) misalnya, produksi minyak terus menurun dan banyak kontrak ekspor gas alam cair (LNG) dengan harga sangat murah.
"Belum lagi masalah tata kelola bahan bakar minyak (BBM) yang belum jelas sehingga dana subsidi terus membengkak setiap tahun," ungkapnya.
Di sektor pertambangan umum juga masih ada masalah, di mana perolehan penerimaan negara dari sektor ini masih sangat rendah. Selain itu, pengembangan energi baru terbarukan (EBT) juga belum berkembang karena terkendala harga. Padahal Indonesia memiliki potensi EBT yang sangat besar.
"Belum ada terobosan yang bisa membawa energi terbarukan bisa terjangkau masyarakat. Dibutuh orang-orang profesional yang lebih baik," tutur dia.
Menurut informasi yang dihimpun liputan6.com, terdapat enam pejabat eselon I di ESDM yang sudah memasuki masa pensiun yaitu:
1. Dirjen Minyak dan Gas Bumi Evita Herawati Legowo, memasuki masa pensiun pada 1 Desember 2012.
2. Direktur Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kardaya Warnika, pensiun pada 1 September 2012.
3. Kepala Badan Litbang ESDM, Bambang Dwiyanto, pensiun pada 1 Desember 2012
4. Inspektorat Jenderal Kementerian ESDM, Puja Sunasa, pensiun pada 1 Maret 2012
5. Staf Ahli Menteri ESDM bidang Kelembagaan dan Perencanaan Strategis Kementerian ESDM Hadiyanto
6. Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional, Novian Moezahar.
Satu lagi yang akan menyusul rekan-rekannya memasuki masa pensiun yaitu Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Thamrin Sihite. Pria yang pernah menjadi Kepala Badan Diklat ESDM ini mengakhiri masa tugasnya pada 1 Januari 2013. (NDW/IGW)
"Dibutuhkan orang-orang yang mumpuni dan profesional serta memiliki konsep perubahaan menuju perbaikan," kata Kurtubi saat berbincang dengan liputan6.com, Kamis (13/12/2012).
Ia menilai sektor energi saat ini masih memiliki beberapa pekerjaan rumah yang cukup besar. Di sektor minyak dan gas (migas) misalnya, produksi minyak terus menurun dan banyak kontrak ekspor gas alam cair (LNG) dengan harga sangat murah.
"Belum lagi masalah tata kelola bahan bakar minyak (BBM) yang belum jelas sehingga dana subsidi terus membengkak setiap tahun," ungkapnya.
Di sektor pertambangan umum juga masih ada masalah, di mana perolehan penerimaan negara dari sektor ini masih sangat rendah. Selain itu, pengembangan energi baru terbarukan (EBT) juga belum berkembang karena terkendala harga. Padahal Indonesia memiliki potensi EBT yang sangat besar.
"Belum ada terobosan yang bisa membawa energi terbarukan bisa terjangkau masyarakat. Dibutuh orang-orang profesional yang lebih baik," tutur dia.
Menurut informasi yang dihimpun liputan6.com, terdapat enam pejabat eselon I di ESDM yang sudah memasuki masa pensiun yaitu:
1. Dirjen Minyak dan Gas Bumi Evita Herawati Legowo, memasuki masa pensiun pada 1 Desember 2012.
2. Direktur Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kardaya Warnika, pensiun pada 1 September 2012.
3. Kepala Badan Litbang ESDM, Bambang Dwiyanto, pensiun pada 1 Desember 2012
4. Inspektorat Jenderal Kementerian ESDM, Puja Sunasa, pensiun pada 1 Maret 2012
5. Staf Ahli Menteri ESDM bidang Kelembagaan dan Perencanaan Strategis Kementerian ESDM Hadiyanto
6. Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional, Novian Moezahar.
Satu lagi yang akan menyusul rekan-rekannya memasuki masa pensiun yaitu Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Thamrin Sihite. Pria yang pernah menjadi Kepala Badan Diklat ESDM ini mengakhiri masa tugasnya pada 1 Januari 2013. (NDW/IGW)