Liputan6.com, Jakarta - Fenomena golongan putih (golput) dalam pemungutan suara kerap terjadi di Indonesia. Padahal, tidak menggunakan hak suara bisa menjadi kerugian besar bagi masyarakat.
Hal ini disampaikan Program Officer Perludem, Heroik M Pratama. Ia menyebut pemungutan suara merupakan salah satu ruang aktualisasi sebagai warga negara untuk menjaga amanah demokrasi ke depan.
Baca Juga
Meskipun ia sendiri menjelaskan adanya fenomena golput disebabkan oleh beberapa faktor termasuk dari pihak penyelenggara pemilu maupun dari keinginan individu.
Advertisement
"Golput sebenarnya bukan hal baru, bahkan sudah ada sejak era orde baru. Dulu golput ada sebagai bentuk protes pemilu yang kurang demokratis. Namun untuk sekarang ada beberapa alasan lain sehingga timbul fenomena golput," ujar Heroik dalam Virtual Class Liputan6.com yang digelar Senin (18/11/2024).
"Salah satunya alasan golput timbul adalah masyarakat yang tidak terdaftar dalam Pemilu karena data pemilih yang tidak akurat. Selain itu sistem pemilu di sini bersifat sukarela berbeda dengan Australia yang memberikan denda jika ada pemilih yang tidak datang memberikan suaranya," ujarnya menambahkan.
Ia juga menjelaskan sejumlah kerugian jika banyak yang memilih golput dalam pemilu maupun pilkada.
"Golput menjadi tidak relevan di Indonesia karena masyarakatlah yang paling dirugikan. Ini merupakan kesempatan bagi masyarakat menentukan masa depan daerahnya dalam konteks Pilkada misalnya, atau masa depan negara dalam konteks Pilpres," ujar Heroik.
"Selain itu jangan sampai pilihan kita untuk golput, surat suara kita tidak digunakan justru malah digunakan untuk manipulasi pasangan tertentu. Menggunakan hak pilih merupakan bentuk tanggung jawab dalam menjaga janji2 pada yang terpilih dan juga menjaga esensi demokrasi."