Sukses

Renungan Malam Mengenang Tragedi Mei `98 Digelar

Hujan deras yang mengguyur tidak menghentikan niat keluarga korban kerusuhan Mei 1998 menggelar acara renungan di TPU Pondok Rangon, Jaktim. Besok mereka akan berdoa bersama di Plaza Klender.

Liputan6.com, Jakarta: Keluarga korban Tragedi Mei `98 menggelar acara tabur bunga di Tempat Pemakaman Umum Pondok Rangon, Jakarta Timur, Selasa (11/5) malam. Peringatan peristiwa Mei 1998 memang selalu dilaksanakan untuk mengenang para korban yang tewas dalam insiden berdarah tersebut. Tahun ini, acara peringatan diberi judul "Malam Kebudayaan dan Tabur Bunga untuk Korban Tragedi Mei". Meski diiringi guyuran hujan, acara tetap berlangsung khidmat.

Acara dimulai dengan tabur bunga di makam para korban. Lantas, semua peserta mengikuti renungan malam yang dilanjutkan dengan pidato singkat dari masing-masing keluarga korban. Dari pernyataan yang dibacakan tergambar kekecewaan mereka terhadap sikap pemerintah yang terkesan melupakan kasus Mei `98. Padahal insiden tersebut banyak menelan korban jiwa. Rencananya, mereka akan kembali menggelar doa bersama di Kompleks Plaza Klender, Jaktim, besok. Di lokasi itu, korban tewas paling banyak ditemukan.

Sekadar mengingatkan, lembaran hitam sejarah Indonesia tersebut memang terjadi enam tahun silam. Ketika itu, kekacauan melanda Jakarta. Aksi anarkis, penjarahan, pembakaran, hingga pembunuhan merajalela. Seluruh kejadian tersebut berawal dari insiden di Kampus Trisakti, Grogol, Jakarta Barat, setelah mahasiswa terlibat bentrokan dengan tentara dan polisi. Suasana memanas. Mahasiswa yang diburu tentara berusaha menyelamatkan diri masuk ke Kompleks Universitas Trisakti. Tapi, aparat terus mengejar sampai akhirnya diketahui enam mahasiswa tewas diterjang peluru.

Bak api disiram bensin, masyarakat terprovokasi melihat insiden di Kampus Trisakti. Buntutnya massa merusak, membakar, dan menjarah pertokoan. Polisi dan tentara mengaku kesulitan meredam amuk massa yang berlangsung selama dua hari tersebut. Padahal, belakangan diketahui ratusan terjebak di dalam gedung yang terbakar, termasuk di Plaza Klender [baca: "Aku Melihat Anakku Terbakar"].

Selain peristiwa tersebut, beredar kabar juga terjadi tindak kekerasan kepada etnis keturunan Cina. Mereka diperkosa dan dibunuh. Jumlahnya tak pasti. Yang jelas, cerita buram ini hendak dikaburkan. Buktinya, para pejabat yang notabene saat itu bertanggung jawab atas kasus ini bungkam. Dan, mereka saling melempar wewenang [baca: Jejak Tragedi Mei 1998 Masih Sulit Diungkap].(KEN/Aldi Yarman dan Agus Priyatna)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.