Sukses

Agenda Jokowi ke Rusia dan Ukraina Curi Perhatian Media Asing, Sorot Upaya Damai

Agenda Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) ke Ukraina dan Rusia tengah jadi sorotan. Tak hanya di Indonesia, tapi juga sejumlah negara asing.

Liputan6.com, Jakarta - Agenda Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) ke Ukraina dan Rusia tengah jadi sorotan. Tak hanya di Indonesia, tapi juga sejumlah negara asing.

Media dari negeri tetangga, Malaysia, Singapura hingga Amerika turut memberitakan lawatan Jokowi yang kabarnya akan dilakukan pada 30 Juni 2022.

Situs berita Negeri Jiran, The New Straits Times, memuat berita rencana kunjungan Presiden Indonesia ke Rusia dan Ukraina melalui artikel bertajuk "Jokowi's meeting with Ukraine and Russian leaders on humanitarian grounds". Menyorot aksi tersebut sebagai langkah Indonesia untuk mewujudkan perdamaian global.

"Kunjungan Presiden Joko Widodo yang dijadwalkan untuk bertemu dengan para pemimpin Ukraina dan Rusia minggu depan, memberikan harapan bagi upaya Indonesia untuk mencapai perdamaian global," tulis media tersebut pada Jumat (24/6/2022).

Bergeser ke Singapura, media The Straits Times membuat artikel serupa dengan judul "Indonesian President Joko Widodo to visit Ukraine and Russia amid ongoing war". Menggambarkan bahwa kunjungan Jokowi dilakukan dalam "situasi yang tidak normal", mengutip Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi.

Media Asia lainnya, dari Jepang, Mainichi, menyebut bahwa Jokowi bakal menjadi pemimpin Asia pertama yang mengunjungi kedua negara sejak Rusia memulai invasi ke Ukraina pada akhir Februari, mengutip Menlu Retno. Pemberitaan tersebut tertuang dalam tulisan "Indonesian president to visit Russia, Ukraine to meet leaders".

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Sorotan Media Australia, Inggris hingga Amerika

Sementara itu, media Negeri Kanguru, Canberra Times, menjuduli tulisannya dengan "G20 chair to seek Ukraine-Russia peace".

"Presiden Indonesia dan Ketua G20 Joko Widodo akan mengunjungi rekannya di Ukraina dan Rusia minggu depan dan mendesak untuk resolusi damai atas konflik mereka," tulis media Australia itu mengutip Menlu Retno.

Situs berita Inggris, Reuters, menuliskan nada yang sama terkait upaya perdamaian bagi Rusia dan Ukraina oleh Indonesia melalui "G20 president Indonesia seeks to ease crisis with Ukraine, Russia visits".

"Presiden Indonesia dan Ketua G20 Joko Widodo akan bertemu dengan para pemimpin Ukraina dan Rusia minggu depan untuk mengadvokasi perdamaian dan mencoba membantu meringankan krisis pangan global," tulis Reuters mengutip Menlu Retno.

Situs berita Prancis, AFP juga menangkap perihal serupa. "Presiden Indonesia dan Ketua G20 Joko Widodo akan mengunjungi para pemimpin Ukraina dan Rusia bulan ini untuk membahas dampak ekonomi dan kemanusiaan dari invasi Moskow," tulis media tersebut dalam artikel "Indonesian president to visit Kyiv, Moscow this month: minister".

Situs berita Amerika, Bloomberg, dalam "Jokowi to Visit Ukraine, Russia to Discuss Food Crisis" pun mengangkat hal sama yakni perihal mendorong perdamaian dan membahas krisis pangan global yang sebagian disebabkan oleh invasi Rusia ke Ukraina.

Dalam artikel "Indonesia Confirms President Jokowi’s Trip to Russia, Ukraine", situs berita AS The Diplomat mengulas bahwa pemimpin Indonesia akan mengunjungi dua negara yang bertikai “dalam semangat perdamaian.”

3 dari 5 halaman

Paspampres Pastikan Beri Pengamanan Ekstra

Presiden Joko Widodo atau Jokowi dijadwalkan akan bertolak ke Moskow, Rusia dan Kiev, Ukraina. Kunjungan dilakukan di tengah situasi perang antara Rusia dan Ukraina.

Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) Mayjen TNI Tri Budi Utomo memastikan pihaknya akan memberikan pengamanan ekstra ketat terhadap Presiden Jokowi dan rombongan Istana yang bertolak ke Rusia.

Dia mengatakan, pasukan yang diterjunkan telah menjalani serangkaian latihan dalam berbagai situasi teknis di lapangan.

“Pertama dari internal kita sendiri kita sudah mulai dari beberapa minggu lalu kita sudah mulai latihan sampai hari ini sudah selesai. Kita latihan terkait dengan bagaimana kira-kira kegiatan ataupun kejadian apa yang harus kita antisipasi, kita sudah latihan,” kata Tri kepada awak media saat dikonfirmasi, Kamis (23/6/2022). 

Tri mencontohkan penyelamatan yang dilatih oleh timnya seperti saat berada di dalam kereta api. Dia menyatakan, anggotanya sudah melakukan penjagaan untuk operasi penyelamatan di stasiun. 

“Seperti di jalan seperti apa, meng-escape beliau itu kita sudah latihan, itu dari teknisnya,” ucapnya.

4 dari 5 halaman

Jokowi Akan Bertolak ke Ukraina dan Rusia, Komisi I DPR: Harus Kita Dukung

Anggota Komisi I DPR Sukamta mengaku mengapresiasi langkah Presiden Jokowi yang berencana akan menemui Presiden Rusia dan Ukraina untuk misi perdamaian dan kemanusiaan.

"Keberangkatan Presiden ini harus didukung bersama dan semoga Indonesia akan kembali memainkan peran signifikan dalam ikut serta menjaga perdamaian dunia, karena perang ini membawa dampak negatif bagi kita semua," kata Sukamta dalam keterangannya, Jumat, (24/6/2022).

Sukamta mengatakan, akibat perang ini puluhan ribu warga sipil tewas dan jutaan warga Ukraina menjadi pengungsi.

Selain itu, dampak perang juga dirasakan oleh negara berkembang dan berpenghasilan rendah. Di mana harga barang-barang semakin mahal bahkan di beberapa negara inflasi meningkat tajam.

"Negara-negara Afrika sangat terpengaruh oleh krisis akibat perang ini. Harga gandum, minyak goreng, bahan bakar, dan pupuk, semakin melonjak," ucapnya.

Kemudian, kata dia, konflik ini juga berdampak pada meningkatnya ancaman krisis pangan dan energi global Karenanya, Indonesia juga penting untuk membawa misi tentang pangan dan energi.

5 dari 5 halaman

Posisi Netral Indonesia

Menlu Retno Marsudi kembali menegaskan posisi Indonesia terkait invasi Rusia terhadap Ukraina.

"Pada isu-isu internasional, kami membahas situasi di Ukraina. Saya menegaskan kembali posisi Indonesia tentang pentingnya menjunjung tinggi prinsip menghormati integritas dan kedaulatan wilayah."

"Saya juga menggarisbawahi seruan Indonesia agar semua pihak segera menghentikan perang dan mencari solusi damai di meja perundingan," ujar Menlu Retno dalam Press Briefing Pertemuan Bilateral Menlu RI-Menlu Serbia yang digelar virtual pada Senin (23/5/2022).

Lebih lanjut lagi, Menlu Retno juga menekankan perlunya mengembangkan iklim kepercayaan strategis di mana setiap negara memikul tanggung jawab untuk berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang memungkinkan untuk penyelesaian konflik secara damai.

Sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menegaskan bahwa Indonesia berada dalam posisi netral pada konflik Rusia-Ukraina.

Tak hanya menganut asas politik bebas aktif, kata Moeldoko, Indonesia juga memiliki tanggung jawab moral sebagai Presidensi G20 untuk tidak memiliki keberpihakan politik kepada negara mana pun.

Hal ini disampaikan Moeldoko saat menerima kunjungan dari Dubes Uni Eropa Vincent Piket di Gedung Bina Graha Kantor Staf Presiden Jakarta, Jumat (22/4/2022).

"Indonesia dihadapkan pada situasi yang sulit untuk mendukung Ukraina dan memberikan sanksi kepada Rusia. Karena sebagai Presidensi G20, Indonesia harus merangkul semua negara anggota secara adil. Indonesia tidak memihak siapa pun dalam konflik ini," kata Moeldoko dikutip dari siaran pers.

Moeldoko juga menyayangkan eskalasi perang di Rusia dan Ukraina. Namun, Indonesia tetap berada dalam posisi yang mendukung perdamaian dan menentang segala macam bentuk kekerasan oleh siapa pun.

Sementara itu, Dubes Uni Eropa Vincent Piket datang menemui Kepala Staf Kepresidenan untuk membahas kekhawatiran negara-negara Eropa terhadap ketidakpastian global di sektor ekonomi dan keamanan yang diakibatkan oleh perang Rusia-Ukraina.

"Uni Eropa meminta agar Indonesia menggunakan pengaruhnya sebagai Presidensi G20 untuk memberikan tekanan kepada Rusia agar menghentikan perang di Ukraina," katanya.

"Karena sanksi merupakan salah satu kunci yang dapat mempengaruhi eskalasi perang Rusia-Ukraina. Sanksi dapat membuka peluang terjadinya negosiasi,” sambung Vincent.

Terkait hal ini, Moeldoko mengatakan bahwa pihak Indonesia akan mencatat semua kekhawatiran dan perhatian negara-negara dunia. Dia pun mengapresiasi seruan global dan perhatian negara mitra kepada Indonesia.

"Ini berarti posisi Indonesia telah memberikan peranan dan pengaruh yang signifikan di panggung dunia," ucap Moeldoko.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.