Liputan6.com, Bima - Pendidikan adalah jalan terbaik meningkatkan taraf kehidupan sebuah generasi. Tak terkecuali di Indonesia. Namun apa yang dijumpai di pesisir ujung pantai timur Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, bisa jadi cermin kondisi pendidikan di banyak daerah terpencil lainnya di tanah air.
Liputan 6 Pagi SCTV, Sabtu (3/5/2014) memberitakan kondisi memprihatinkan Madrasah Ibtidaiyah (SD) Darul Ulum di pesisir pantai Desa Mawu, Kecamatan Ambalawi, Kabupaten Bima.
Sekolah yang berdiri sejak 2007 hanya memiliki fisik bangunan semi permanen. Berdinding anyaman bambu dan berlantai tanah. Tanpa bantuan pemerintah, pendiri sekolah dan para guru tetap tegar hingga kini.
Bisa dibayangkan, seperti apa kondisi waktu belajar setiap hari. Di sisi lain, guru pun seakan hanya berbekal idealisme mereka sebagai pengajar, tanpa imbalan yang memadai sebagai pemberi ilmu bagi masa depan muridnya.
Lain lagi dengan kondisi anak-anak usia sekolah di Desa Patambanua, Kecamatan Matangnga, Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Kondisi desa terpencil, memaksa setiap anak yang ingin mengenyam pendidikan dasar harus berjalan kaki lewati bukit dan hutan agar bisa sampai ke sekolah.
hal tersebut mengakibatnya banyak anak usia sekolah dasar yang putus sekolah atau malah tidak bersekolah sama sekali.
Hingga kini masalah ketersediaan sekolah bagi anak-anak di pedalaman Polewali Mandar, Sulawesi Barat, belum terselesaikan. Untuk mendirikan sekolah dasar, pemerintah terbentur persyaratan minimum jumlah murid yang harus 60 orang.
Advertisement
Proses belajar mengajar juga kerap terbentur oleh SDM yang ada. Hal ini menyusul kurangnya tenaga pendidik yang mau terjun ke dusun terpencil. Pekerjaan besar untuk mencerdaskan generasi masa depan bangsa. (Ali)