Liputan6.com, Jakarta - Menyusul skandal penyalahgunaan data pengguna, CEO Facebook Mark Zuckerberg dilaporkan siap memberi penjelasan pada anggota Kongres Amerika Serikat.
Menurut sumber anonim, Zuckerberg setuju hadir memenuhi undangan Komite Energi dan Perdagangan.Â
Akan tetapi, dikutip dari The Guardian, Rabu (28/3/2018), belum ada ketetapan terkait jadwal pertemuan tersebut. Juru Bicara komite juga menolak sejumlah laporan yang menyebut bahwa pertemuan akan dilakukan pada 12 April 2018.
Advertisement
Baca Juga
Komite peradilan dan perdagangan Senat juga mengundang Zuckerberg untuk muncul dalam persidangan soal pencurian data pengguna Facebook.
Keputusannya untuk memberi kesaksian di depang Kongres ini sendiri dilaporkan pertama kali oleh CNN.
Selain terkait kasus penyalahgunaan data, tekanan terhadap Zuckerberg juga muncul dari anggota parlemen Inggris terkait bisnis Facebook yang mengaku menjual iklan ke Rusia. Bahkan, ada dugaan bisnis itu turut memengaruhi pemilihan Presiden Amerika Serikat.
Akan tetapi, langkah Zuckerberg menemui anggota kongres Amerika Serikat ini berbanding terbalik dengan sikapnya terhadap parlemen Inggris. Sebab, suami dari Priscilla Chan itu dilaporkan menolak untuk hadir langsung dalam pertemuan dengan anggota parlemen.
Ini merupakan kali ketiga Zuckerberg menolak bersaksi langsung di depan anggota parlemen Inggris. Setelah kasus berita palsu lalu disusul kasus pencurian data, ketua parlemen Inggris Damian Collins menyebut kehadiran Zuckerberg menjadi semakin penting.
"Saya pikir dengan banyaknya kasus yang ada saat ini, sangat mengejutkan Mark Zuckerberg tak siap memberikan pernyataan di depan sidang parlemen atau Kongres, mengingat hal ini sangat penting, terutama bagi pengguna," tuturnya.
Sekadar informasi, Zuckerberg sebenarnya tak benar-benar menolak hadir di depan anggota parlemen Inggris terkait pembahasan Facebook. Hanya saja, dalam beberapa kali pertemuan, dirinya selalu mengirimkan perwakilan.
Parlemen Eropa Cari Zuckerberg untuk Bahas Kebocoran Data
Sejak kasus penyalahgunaan data pengguna Facebook menyeruak, Zuckerberg memang menjadi orang yang paling dicari-cari.Â
Presiden Parlemen Eropa, Antonio Tajani, pun meminta CEO Facebook itu untuk memberikan penjelasan soal masalah tersebut.
"Facebook perlu melakukan klarifikasi pada 500 juta perwakilan bahwa data pribadi mereka tak digunakan untuk memanipulasi demokrasi," tuturnya, seperti dikutip dari Tech Crunch, Rabu (21/3/2018).Â
Permintaan klarifikasi ini menyusul permintaan serupa dari parlemen Inggris dan Amerika Serikat. Sebelumnya, salah seorang anggota parlemen Inggris, Damian Collins, juga meminta Zuck menjelaskan secara langsung apa yang sebenarnya terjadi.
Senator Amerika Serikat, Mark Warner, yang merupakan Wakil Ketua Komite Intelijen, juga meminta Zuckerberg dan petinggi Facebook lainnya memberikan testimoni soal peran Facebook yang dianggap melakukan "manipulasi sosial" pada pemilihan Presiden Amerika tahun 2016.
Advertisement
Zuckerberg Akui Ada Pelanggaran Kepercayaan
Menyusul skandal ini, melalui akun Facebooknya, Zuckerberg pun angkat bicara. Ia menulis pernyataan resmi dan permintaan maaf terkait kasus terbesar yang dialami perusahaan, termasuk mengaku hal itu adalah sebuah pelanggaran.
"Saya paham betul atas kejadian ini, dan saya jamin ini tak akan terjadi lagi. Saya mengakui Facebook telah membuat kesalahan besar. Masih banyak yang harus dilakukan, dan kami harus melangkah terus untuk melakukannya," ia melanjutkan.
Adapun kesalahan ini Zuckerberg sebut sebagai "pelanggaran antara Facebook dan pengguna yang berbagi data dengan perusahaan".
Karena itu, Zuckerberg dan Facebook akan berusaha untuk memperbaiki semuanya mulai dari hari ini. Zuckerberg juga meminta maaf karena sempat "menghilang" sejak skandal tersebut merebak.
"Kami akan belajar dari peristiwa ini untuk terus memperkuat keamanan platform ke depannya, kami ingin membuat komunitas merasa lebih aman. Saya tahu ini butuh waktu lama (untuk memperbaikinya), tetapi saya berjanji kami akan berusaha untuk (memperbaiki) ini dan membangun layanan yang lebih baik," tuturnya.
(Dam/Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:Â