FPI Menuntut Putri Indonesia Ditarik

Keikutsertaan Indonesia dalam pemilihan ratu sejagat di Bangkok, Thailand, diprotes ratusan anggota Front Pembela Islam. Mereka meminta Yayasan Putri Indonesia menarik Artika Sari Dewi dari ajang Miss Universe 2005.

oleh Liputan6 diperbarui 20 Mei 2005, 20:04 WIB
Liputan6.com, Jakarta: Lebih dari 150 anggota Front Pembela Islam (FPI) berunjuk rasa di depan Graha Mustika Ratu, Jalan Gatot Subroto, Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat (20/5). Mereka menentang Yayasan Putri Indonesia (YPI) yang mengirimkan Putri Indonesia Artika Sari Dewi ke ajang pemilihan Ratu Sejagat atau Miss Universe 2005 di Thailand. YPI memang berkantor di Graha Mustika Ratu, milik pengusaha produk kecantikan Mooryati Sudibyo.

Dalam orasinya, anggota FPI menuding YPI telah merendahkan martabat bangsa Indonesia. Mereka meminta Putri Indonesia ditarik dari keiikutsertaannya di Thailand. Utusan FPI sempat diterima pengurus YPI. Namun, mereka tak dapat bertemu dengan Ketua Umum YPI Wardiman Djojonegoro. Mantan Menteri Pendidikan ini tidak berada di tempat

Unjuk rasa yang berlangsung satu jam itu berakhir dengan keputusan tetap menunggu tanggapan dari YPI. Bila tidak ada tanggapan hingga pekan depan, FPI akan melaporkan YPI ke Kepolisian Daerah Metro Jaya.

Dari Bangkok, Thailand, Artika mengaku merasa tertekan dengan kontroversi yang terjadi di Tanah Air. Perempuan bergelar master dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta ini menegaskan, dalam kontes itu ia menggunakan baju renang model one piece, bukan bikini sehingga kesannya tidak terlalu vulgar. "Tiga negara muslim juga ikut kontes, termasuk Turki," kata Artika, Putri Indonesia 2004 utusan Provinsi Bangka-Belitung.

Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Meutia Farida Hatta Swasono mengatakan, kontroversi Pengiriman Putri Indonesia di ajang Miss Universe selalu terjadi. Menurut Meutia, pengiriman Artika sudah terjadi dan kini saatnya untuk mendukung duta Indonesia. "Kita mengharapkan penampilan dan kemampuan [Artika] yang terbaik sehingga membawa nama Indonesia," kata Meutia.

Silang pendapat pemilihan Miss Universe 2005 juga bukan hanya terjadi di Indonesia tetapi juga di Thailand. Di Negeri Gajah Putih, kontroversi datang dari tokoh agama Buddha. Kontroversi yang berkembang di Thailand bersumber pada foto wanita cantik berbikini di depan kuil suci Buddha.

Sejumlah tokoh agama dan politisi setempat menilai foto-foto itu melecehkan agama Buddha. Mereka meminta, agar foto-foto itu tidak ditayangkan dalam film yang akan diputar pada acara grand final Miss Universe 2005 yang akan digelar 31 Mei mendatang.

Masalah ekonomi menjadi latar belakang Thailand ngebet menjadi tuan rumah Miss Universe tahun ini. Sejak tertimpa bencana Tsunami, 26 Desember tahun silam, pendapatan Thailand dari sektor wisata menurun tajam. Sejumlah kawasan wisata kehilangan pengunjung karena banyak turis takut ke negara itu.

Pemerintah Thailand berharap, menjadi tuan rumah ajang Miss Universe mereka bisa mengembalikan geliat pariwisata. Pemerintah juga tentu berharap devisa US$ 54,6 juta dari pengunjung yang ingin menonton pemilihan ratu sejagat tahun ini.(YYT/Tim Liputan 6 SCTV)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya