Liputan6.com, Makassar: Ratusan buruh angkut di Gudang Depot Logistik Wilayah Tujuh Panaikang Makassar, Sulawesi Selatan, memblokir jalan menuju Gudang Dolog dan membakar sejumlah ban bekas, Rabu (28/3). Alasannya, Perusahaan Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) Ujung Lima belum membayar gaji mereka selama empat hari kerja. Akibat aksi tersebut, ribuan ton beras yang akan dipasok ke Ternate dan Lampung sempat tertunda.
Menurut mandor buruh, Syarifudin, sejak Jumat pekan kemarin hingga Senin pekan ini, upah para buruh belum dibayar oleh EMKL Ujung Lima. Padahal, Ahad kemarin, para buruh juga diwajibkan kerja lembur. Tetapi, Syarifudin menegaskan, aksi yang para buruh lakukan tak terkait dengan kebijakan yang ada di Dolog Sulawesi Selatan.
Menanggapi adanya penutupan jalan itu, Kepala Seksi Keuangan Dolog Makassar Tommy Sikado mengatakan, aksi pemblokiran menyebabkan aktivitas di Gudang Dolog terganggu. Bahkan, seribu ton pengiriman beras ke Ternate dan Lampung sempat tertunda. Selain itu, sejumlah keberangkatan kapal yang mengangkut beras juga tertunda. Sebaliknya, kiriman gabah dari beberapa kabupaten ke Gudang Dolog juga terganggu.(ICH/Iwan Taruna)
Menurut mandor buruh, Syarifudin, sejak Jumat pekan kemarin hingga Senin pekan ini, upah para buruh belum dibayar oleh EMKL Ujung Lima. Padahal, Ahad kemarin, para buruh juga diwajibkan kerja lembur. Tetapi, Syarifudin menegaskan, aksi yang para buruh lakukan tak terkait dengan kebijakan yang ada di Dolog Sulawesi Selatan.
Menanggapi adanya penutupan jalan itu, Kepala Seksi Keuangan Dolog Makassar Tommy Sikado mengatakan, aksi pemblokiran menyebabkan aktivitas di Gudang Dolog terganggu. Bahkan, seribu ton pengiriman beras ke Ternate dan Lampung sempat tertunda. Selain itu, sejumlah keberangkatan kapal yang mengangkut beras juga tertunda. Sebaliknya, kiriman gabah dari beberapa kabupaten ke Gudang Dolog juga terganggu.(ICH/Iwan Taruna)