PLTGU Grati Berhenti Beroperasi 10 Jam

PLTGU Grati di Pasuruan, Jatim, berhenti beroperasi selama sepuluh jam dan menyebabkan pasokan listrik sebesar 758 megawatt untuk Jawa dan Bali tak dapat dipasok. PLN Jawa Bali kemungkinan padam malam ini.

oleh Liputan6 diperbarui 21 Jun 2005, 20:43 WIB
Liputan6.com, Pasuruan: Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Grati di Pasuruan, Jawa Timur, Selasa (21/6), berhenti beroperasi selama sepuluh jam. PLTGU itu berhenti beroperasi setelah enam turbinnya kekurangan pasokan solar. Akibatnya, listrik untuk interkoneksi Jawa dan Bali sebesar 758 megawatt (sekitar 5 persen) tak dapat dipasok. Berhentinya PLTGU itu dimulai pukul 06.00 WIB.

Namun, terhentinya PLTGU Grati tak terlalu berpengaruh. Soalnya, pasokan listrik dapat disuplai dari interkoneksi pembangkit listrik lainnya. Hal itu diungkapkan Edi Sulistianto, Manajer Pemeliharaan PLTGU Grati. Edi menambahkan, pihaknya siang tadi telah memperoleh pasokan sekitar 20 ribu ton solar. Pasokan solar ini akan membuat pembangkit listrik itu kembali beroperasi untuk sepuluh hari ke depan. Dengan catatan tetap melakukan efisiensi, yakni hanya menggerakkan sebagian dari enam turbin.

Kendati PLTGU ini telah beroperasi, namun belum bisa memasok listrik secara optimal. Soalnya pengoperasian normal pembangkit ini membutuhkan waktu optimal selama 24 jam. Sehingga pada saat memasuki beban puncak hari ini, masih akan mengalami defisit sebesar 590 megawatt. Artinya, sebagian konsumen PLN pada sistem Jawa Bali kemungkinan besar masih akan mengalami pemadaman listrik.

Menurut Mulyo Adji, General Manager Penyaluran dan Pusat Pengaturan Beban PLN Wilayah Jawa Bali, pengurangan beban itu dibagi secara proporsional kepada tiap provinsi. Yang terbesar dialami DKI Jakarta dan sekitarnya, yakni sebesar 190 megawatt. Untuk menghindari pemadaman yang lebih luas, PLN mengimbau warga untuk menghemat listrik mulai pukul 17.00 WIB hingga 22.00 WIB [baca: Malam Ini Jakarta Kemungkinan Padam].

Sementara itu General Manager PLN Distribusi Jawa Timur, Hariadi Sadono, mengatakan, pihaknya terpaksa melakukan pemadaman bergilir di beberapa daerah di Jatim, khususnya beberapa daerah yang belum menggelar pemilihan kepala daerah. Pemadaman itu dilakukan untuk menekan penggunaan bahan bakar minyak.(MAK/Tim Liputan 6 SCTV)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya