BBM Masih Langka di Berbagai Daerah

Warga di berbagai daerah terpaksa antre untuk mendapatkan premium dan minyak tanah. Di Ternate, Maluku Utara, harga minyak tanah di tingkat pengecer dijual Rp 3.500 per liter.

oleh Liputan6 diperbarui 12 Jul 2005, 14:29 WIB
Liputan6.com, Kupang: Kelangkaan bahan bakar minyak jenis premium dan minyak tanah makin menjadi-jadi di sejumlah daerah. Warga terpaksa antre untuk mendapatkannya. Alhasil, harga premium dan minyak di tingkat pengecer nyaris menyundul langit.

Di Kupang, Nusatenggara Timur, misalnya, kelangkaan premium dan solar sudah meluas sampai ke Sumba Timur. Menurut pantauan SCTV, baru-baru ini, ratusan kendaraan terpaksa antre untuk mendapatkan BBM. Itu pun dijatah: tak lebih dari 20 liter.

Sejumlah warga di sana mengatakan, kelangkaan BBM sudah terjadi sejak dua pekan silam menyusul tersendatnya pasokan dari Waingapu. Buntutnya, untuk mendapatkan BBM sebagian warga Waikabubak, Sumba Barat terpaksa harus pergi ke Waingapu, Sumba Timur.

Kondisi serupa berlangsung di Makassar, Sulawesi Selatan. Sudah dari kemarin premium langka di Kota Angin Mamiri. Ujungnya setiap pompa bensin di sana dibanjiri kendaraan. Pembelian premium pun dibatasi, 25 liter untuk mobil dan 10 liter buat sepeda motor.

Di Banjarmasin, Kalimantan Selatan pun demikian. Pertamina setempat sudah menggelar operasi pasar buat menanggulangi kelangkaan minyak tanah yang sudah dua pekan berlangsung di Banjarmasin. Sementara untuk menghindari aksi spekulan, Pertamina membatasi pembelian hanya lima liter per orang dengan harga Rp 1.100 per/liter. Warga pun diharuskan menunjukkan kartu indentitas.

Sementara operasi pasar yang digelar di Ternate, Maluku Utara belum mampu mengatasi kelangkaan minyak tanah di Ternate. Pasokan minyak tanah yang dikirim ke berbagai daerah di Ternate langsung tandas diserbu konsumen.

Sejak terjadi kelangkaan, harga minyak tanah di Ternate terus melambung. Di tingkat pengecer, harga minyak tanah dijual Rp 3.500 per liter. Padahal harga eceran tertinggi di Ternate hanya Rp 1.200 per liter.

Premium dan minyak tanah memang sedang langka. Namun sebagian besar warga belum mau beralih ke sumber energi lain yang tersedia seperti bahan bakar gas. Bahkan jumlah peminat bahan bakar gas dalam tiga tahun ini terus melorot. Contohnya di SPBU Mampang, Jakarta Selatan.

Menurut petugas di SPBU itu, pada 2002 pihaknya bisa menjual sekitar 10 ribu liter gas per hari. Tapi sekarang melorot. SPBU Mampang hanya bisa menjual 500 sampai 2 ribu liter gas per hari, meskipun premium terus langka.

Petugas SPBU tadi menambahkan, banyak armada taksi yang sebelumnya menggunakan tabung gas kini tutup. Masyarakat pun malas beralih ke BBG karena alatnya mahal. Harga satu tabung BBG mencapai Rp 9 juta. Sudah begitu, bengkel yang bisa memasang tabung BBG hanya ada tiga di Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi.(ICH/Tim Liputan 6 SCTV)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya