Tak Ada Lagi Keceriaan Vivi

Menurut Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Seto Mulyadi, kasus bunuh diri yang terjadi pada anak-anak itu kerap terjadi karena anak mengalami stres dan tidak menemukan orang yang dapat diajak berkeluh kesah.

oleh Liputan6 diperbarui 18 Jul 2005, 14:53 WIB
Liputan6.com, Bekasi: Vivi Kusrini, pelajar kelas satu Sekolah Menengah Pertama Negeri 10 Bantar Gebang, Kota Bekasi, Jawa Barat, mengambil jalan pintas mengakhiri hidupnya dengan gantung diri, Sabtu silam. Walaupun ia telah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Tarikolot, Bekasi, kematian tragis anak berusia 14 tahun ini telah meninggalkan luka yang mendalam bagi keluarga Vivi dan teman-temannya [baca: Ibu Almarhumah Vivi Masih Sering Pingsan].

Kepergian Vivi untuk selamanya itu diduga akibat ejekan teman-temannya yang sering mengatakan almarhum anak tukang bubur. Padahal, sebelum meninggal almarhum telah dinyatakan naik ke kelas dua. Senin (18/7) ini, tahun ajaran baru di SMPN 10 Bantar Gebang dimulai. Berdasarkan pantauan SCTV di sekolah itu, sejumlah teman Vivi tampak merasa kehilangan.

Anisa, teman dekat almarhum, mengatakan Vivi adalah anak yang baik dan cerdas. Ia mengaku sering mencurahkan hatinya apabila ada masalah. Sementara apabila Vivi ada masalah, Anisa mengatakan Vivi selalu dapat menyelesaikan permasalahannya sendiri. Walaupun Anisa tidak menampik teman akrabnya itu sering mendapat ejekan, Anisa mengakui bahwa Vivi bukan anak yang terlalu cepat berputus asa.

Menurut salah satu guru SMPN 10, dalam latihan Pramuka Vivi berkelakuan sangat baik dan tidak menampakkan keluh kesah ekonomi keluarganya. Guru itu mengatakan Vivi adalah anak yang ceria dan aktif dalam pelajaran serta berjiwa pemimpin. Bahkan selama almarhum di kelas satu, ia dipercaya sebagai ketua kelas.

Tindakan nekat yang dilakukan Vivi ini telah menambah deretan kasus bunuh diri yang dilakukan anak-anak dan remaja. Menurut Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Seto Mulyadi, kasus bunuh diri yang terjadi pada anak-anak itu kerap terjadi karena anak mengalami stres dan tidak menemukan orang yang dapat diajak berkeluh kesah. Seto menambahkan, cara paling efektif mencegah kasus bunuh diri pada anak-anak adalah dengan meningkatkan komunikasi antara orang tua dan anak.(ZIZ/tim Liputan 6 SCTV)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya