Program Pelayaran Kebangsaan V Berakhir

Sebanyak 170 mahasiswa dan taruna mengikuti program pelayaran yang diselenggarakan Ditjen Pendidikan Tinggi Depdiknas bekerja sama dengan TNI AL. Pelayaran kali ini mengambil rute Jakarta-Medan-Jakarta.

oleh Liputan6 diperbarui 24 Jul 2005, 09:10 WIB
Liputan6.com, Jakarta: Program Pelayaran Kebangsaan V yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional bekerja sama dengan TNI Angkatan Laut telah selesai pada Jumat (22/7) silam. Acara yang berlangsung sejak Rabu pekan silam ini diikuti oleh 150 mahasiswa dari universitas negeri maupun swasta di seluruh Indonesia serta 20 taruna TNI dan Polri.

Program pelayaran ini tidak hanya sekadar memetik pengalaman mengarungi samudra di atas kapal perang. Mereka juga berbagi pemikiran dan gagasan tentang masalah kebangsaan melalui diskusi di atas kapal dengan tema keragaman budaya dan suku bangsa. Tema ini dipilih karena para peserta belakangan ini kurang tertarik dengan isu-isu kebangsaan. Saat berdiskusi, para peserta juga merumuskan kembali masalah kebangsaan menurut visi mereka. Terutama menyangkut keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Jika siang hari mereka berdiskusi, maka pada malam hari para mahasiswa juga menunjukkan kebolehan di bidang seni dan hiburan. Antara lain membaca puisi, bermain drama dan alat musik. Kegiatan ini juga membuat para mahasiswa bisa saling mengenal dan memahami budaya di daerah masing-masing.

Meski belum terbiasa berada di atas kapal yang mengambil rute Jakarta-Medan-Jakarta, selama sepekan lebih mereka juga dituntut untuk mampu menyesuaikan diri hidup dengan kondisi apa pun. Selain aktivitas di atas kapal, para peserta juga melakukan kegiatan sosial saat mendarat di Medan, Sumatra Barat.

Bagi penyelenggara, program pelayaran ini sekaligus bisa mengenalkan para mahasiswa agar tidak terpaku pada teori semata. Namun juga memahami masalah kebangsaan secara lebih nyata. Dari program ini diharapkan para peserta, terutama mahasiswa mampu memperkaya pemahaman tentang masalah kebangsaan yang belakangan ini kurang mendapat perhatian mereka.(BOG/Nova Rini dan Jhony Marcos)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya