Presiden Tersingkir Mauritania Berniat Pulang

Presiden terguling Mauritania, Maaouya Ould Sid Ahmed Taya, memerintahkan aparat militer untuk mengakhiri kudeta. Taya berniat pulang kembali ke negaranya dan akan menggelar pertemuan darurat.

oleh Liputan6 diperbarui 09 Agu 2005, 07:52 WIB
Liputan6.com, Niger: Presiden terguling Mauritania, Maaouya Ould Sid Ahmed Taya, dalam pernyataannya yang disiarkan stasiun televisi Al Arabiya, mengungkapkan keinginannya kembali ke Mauritania. Taya yang digulingkan melalui kudeta militer, Rabu pekan silam, juga telah memerintahkan aparat keamanan Mauritania mengakhiri kudeta dan mengembalikan situasi di negara itu. Seandainya permintaannya itu terlaksana, Taya berencana menggelar pertemuan darurat parlemen sekembalinya dari pengasingan di Niger.

Penggulingan Taya dari jabatannya sebagai presiden, dilakukan oleh sekelompok perwira militer melalui kudeta saat ia menghadiri pemakaman Raja Fahd di Arab Saudi. Saat ini, kekuasaan tertinggi di negara itu diambil alih pemerintah junta militer Mauritania. Pemerintahan ini berjanji akan mengadakan pemilihan presiden dalam waktu 2 tahun mendatang.[baca: Presiden Mauritania Dikudeta Saat Melayat Raja Fahd].

Pemerintahan Taya yang telah berkuasa di Mauritania sejak 1984 digulingkan karena pemerintahannya dinilai sarat dengan berbagai tindak korupsi dan cenderung bersifat diktator.(IAN/Yes)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya