Liputan6.com, Kupang: Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis premium kembali terjadi di Nusatenggara Timur, Sabtu (20/8). Krisis BBM ini terjadi karena stok premium di Depot Pertamina setempat hanya tersedia 100 kilo liter atau di bawah batas normal, 150 kilo liter per hari.
Berdasarkan pantauan SCTV, kelangkaan premium mulai dirasakan masyarakat Kupang sejak Senin silam. Pihak Pertamina setempat terpaksa membatasi pasokan premium ke setiap stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) karena minimnya stok BBM [baca: Premium Langka di Kupang].
Pengurangan pasokan BBM ini terjadi seperti di SPBU Kelurahan Oebufu, Kota Kupang. Pasokan BBM di di sana dikurangi dari 15 ribu liter menjadi hanya 5.000 liter per hari. Pengurangan pasokan BBM di Oebufu ini mengakibatkan antrean panjang kendaraan yang hendak membeli BBM. Bahkan, warga yang sudah antre sejak kemarin hingga siang ini belum mendapat jatah premium. Sementara antrean serupa juga terjadi di 15 kabupaten lain di NTT.
Menurut Kepala Pertamina Cabang Kupang Adi Nugroho, pihaknya masih menunggu kapal tangker yang mengangkut 2.600 kiloliter BMM dari Kilang Manggis, Bali. Adi mengatakan, pasokan itu baru tiba besok.
Sementara itu, kelangkaan BBM jenis solar terjadi di Jawa Tengah. Ini mengakibatkan ribuan nelayan di Pekalongan tidak bisa melaut. Kelangkaan solar terjadi sejak dua pekan silam. Kelangkaan terjadi karena Pertamina setempat menurunkan pasokan solar di Pekalongan. Krisis solar ini membuat antrean kapal yang hendak membeli solar menjadi pemandangan sehari-hari di Pelabuhan Nusantara, Kota Pekalongan.
Sementara itu, kapal-kapal nelayan harus mengantre hingga 20 hari untuk mendapat solar di sebuah tempat pengisian bahan bakar khusus nelayan di Pelabuhan Nusantara. Sebelum mengantre mereka pun harus mendaftarkan diri untuk mendapatkan nomor urut antrean.(ZIZ/Tim Liputan 6 SCTV)
Berdasarkan pantauan SCTV, kelangkaan premium mulai dirasakan masyarakat Kupang sejak Senin silam. Pihak Pertamina setempat terpaksa membatasi pasokan premium ke setiap stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) karena minimnya stok BBM [baca: Premium Langka di Kupang].
Pengurangan pasokan BBM ini terjadi seperti di SPBU Kelurahan Oebufu, Kota Kupang. Pasokan BBM di di sana dikurangi dari 15 ribu liter menjadi hanya 5.000 liter per hari. Pengurangan pasokan BBM di Oebufu ini mengakibatkan antrean panjang kendaraan yang hendak membeli BBM. Bahkan, warga yang sudah antre sejak kemarin hingga siang ini belum mendapat jatah premium. Sementara antrean serupa juga terjadi di 15 kabupaten lain di NTT.
Menurut Kepala Pertamina Cabang Kupang Adi Nugroho, pihaknya masih menunggu kapal tangker yang mengangkut 2.600 kiloliter BMM dari Kilang Manggis, Bali. Adi mengatakan, pasokan itu baru tiba besok.
Sementara itu, kelangkaan BBM jenis solar terjadi di Jawa Tengah. Ini mengakibatkan ribuan nelayan di Pekalongan tidak bisa melaut. Kelangkaan solar terjadi sejak dua pekan silam. Kelangkaan terjadi karena Pertamina setempat menurunkan pasokan solar di Pekalongan. Krisis solar ini membuat antrean kapal yang hendak membeli solar menjadi pemandangan sehari-hari di Pelabuhan Nusantara, Kota Pekalongan.
Sementara itu, kapal-kapal nelayan harus mengantre hingga 20 hari untuk mendapat solar di sebuah tempat pengisian bahan bakar khusus nelayan di Pelabuhan Nusantara. Sebelum mengantre mereka pun harus mendaftarkan diri untuk mendapatkan nomor urut antrean.(ZIZ/Tim Liputan 6 SCTV)