Jegog, Musik Khas Bali

Jegog adalah sarana komunikasi antarwarga di Kabupaten Jembrana, Bali, yang kemudian berkembang menjadi alat musik. Alat musik dari bambu ini pertama kali digunakan oleh I Ketut Suwentra pada 1974.

oleh Liputan6 diperbarui 22 Agu 2005, 14:43 WIB
Liputan6.com, Jakarta: Alat musik tradisional Indonesia yang terbuat dari bambu tak hanya angklung dari Jawa Barat. Ada juga Jegog, alat musik dari Jembrana, Bali. Untuk merayakan peringatan Hari Kemerdekaan ke-60 RI akan dipentaskan kesenian jegog di Gedung Kesenian Jakarta, 23 Agustus mendatang.

Jegog semula hanya digunakan sebagai alat komunikasi antarwarga di Kabupaten Jembrana, Bali. Bunyi jegog pertanda rapat atau kegiatan gotong royong warga segera dimulai. Diperkirakan, Jegog digunakan sebagai alat komunikasi masyarakat Jembrana sejak 1928.

Jegog mulai dikenal sebagai alat musik yang disejajarkan dengan musik tradisional Bali lain sekitar 1974. Adalah I Ketut Suwentra yang menggunakan jegog sebagai musik pengiring tarian massal makepung atau adu balap kerbau pada 1974. Sejak itu, musik jegog mulai digarap dan dijadikan pengiring berbagai jenis tarian dan pencak silat. Bahkan, jegog juga sudah berkolaborasi dengan alat musik lain.(DNP/Teguh Dwi Hartono)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya