Aisyah, misalnya. Warga Kampung Kendal, Desa Marga Luyu, Kecamatan Kasemen, ini mengatakan, sampai kini belum ada satu pun petugas yang mendata diri dan anaknya. Nasib serupa juga berlaku untuk ratusan keluarga miskin lainnya di Desa Marga Luyu.
Puluhan kepala keluarga (KK) miskin di Kendari, Sulawesi Tenggara juga belum didata Badan Pusat Statistik Nasional. Sebagian besar dari mereka rata-rata berprofesi sebagai pemulung.
Advertisement
Ani, pemulung yang belum didata, menuturkan di lingkungannya terdapat 20 KK miskin. Namun, sampai kini, baru 15 KK yang sudah didatangi pegawai BPS. Selebihnya belum, termasuk dirinya.
Sementara BPS Kota Tegal, Jawa Tengah, telah mendata 15.206 KK miskin. Data itu berasal dari kepala kampung setempat. Sayangnya data tidak sama dengan kondisi di lapangan. Sebab, ratusan KK di kampung nelayan Muarareja masih belum terdaftar. Padahal 23 September nanti akan diumumkan nama warga yang menerima dana kompensasi BBM sebesar Rp 100 ribu.(JUM/Tim Liputan 6 SCTV)