Liputan6.com, Afrika Selatan: Teknologi biokimia baru-baru ini mendapat gebrakan dengan penemuan Hemopure. Larutan kimiawi tersebut berfungsi sebagai alternatif darah dalam transfusi. Larutan alternatif darah ini adalah hasil kembangan perusahaan bioteknologi Biopure yang berbasis di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat. Lisensi untuk distribusi pemasaran Hemopure kini dipegang oleh Netcare setelah disahkan oleh Majelis Pengendali Obat-obatan Afrika Selatan pada Senin (9/4) sore.
Hemopure bertindak seperti sel-sel darah merah untuk mengangkut oksigen ke jaringan-jaringan tubuh. Penemuan itu pertamakali diterapkan di Afrika Selatan. Larutan itu cocok untuk pasien dengan golongan darah apapun dan dapat menghindarkan risiko penularan penyakit seperti hepatitis. Selain itu, Hemopure juga memiliki tingkat sensitivitas lebih rendah terhadap temperatur dalam ruang pendingin sehingga dapat disimpan hingga dua tahun. Sementara, darah yang dibekukan sudah kadaluarsa dalam 42 hari.(HFS/Nlg)
Hemopure bertindak seperti sel-sel darah merah untuk mengangkut oksigen ke jaringan-jaringan tubuh. Penemuan itu pertamakali diterapkan di Afrika Selatan. Larutan itu cocok untuk pasien dengan golongan darah apapun dan dapat menghindarkan risiko penularan penyakit seperti hepatitis. Selain itu, Hemopure juga memiliki tingkat sensitivitas lebih rendah terhadap temperatur dalam ruang pendingin sehingga dapat disimpan hingga dua tahun. Sementara, darah yang dibekukan sudah kadaluarsa dalam 42 hari.(HFS/Nlg)