Penderita Gizi Buruk Juga Ditemukan di Aceh

Puluhan anak penderita gizi buruk ditemukan di Aceh Besar dan Aceh Utara, NAD. Nurjannah, 4 tahun, perutnya buncit dan kaki mengecil. Dinas Kesehatan Aceh Utara berbeda pandang soal kasus kelumpuhan.

oleh Liputan6 diperbarui 18 Des 2005, 19:50 WIB
Liputan6.com, Aceh Besar: Penderita gizi buruk juga ditemukan di Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam, Ahad (18/12). Di daerah ini ada puluhan anak yang mengalami kurang gizi dan malnutrisi. Salah seorang di antara penderita bernama Nurjannah. Keluarga hanya mampu merujuk ke dokter pusat kesehatan masyarakat karena minimnya biaya pengobatan.

Nurjannah sekilas tampak seperti bocah normal. Tapi perut yang buncit dan kaki mengecil membuat anak ketiga pasangan Rasyidah dan Zainal Abidin susah berjalan. Bahkan Nurjannah harus selalu dibimbing bila ingin buang air atau mandi. Bahkan berat badan menurun di bawah 12 kilogram meski telah berusia 4 tahun.

Rasyidah mengaku anaknya tidak mengidap penyakit cacingan. "Waktu kecil sudah kembung," terang perempuan ini. Kini Rasyidah bingung mengobati sang anak sebab tidak memiliki uang. Apalagi ia hanya istri tukang bangunan yang pendapatan suami tak menentu.

Sementara itu, sebanyak delapan kasus kelumpuhan--sebagian akibat kekurangan gizi--juga didapati di Kecamatan Sawang, Aceh Utara. Bahkan empat anak menderita kelumpuhan. Muklis Yusuf, seorang yang lumpuh, menuturkan telah mengalami kelumpuhan beberapa kali. Bahkan penyakit ini membuat pendidikan anak 13 tahun ini menjadi terganggu. "Saya tidak bisa mengikuti ujian naik kelas," aku dia [].

Sedangkan pihak Dinas Kesehatan Aceh Utara berbeda keterangan soal kasus kelumpuhan ini. Anita Safrida, Kepala Bagian Gizi Dinkes, menjelaskan setelah melakukan survei gizi, pihaknya tak menemukan kasus malnutrisi di kawasan ini. Sementara itu Mohrizal, staf Dinkes Aceh Utara, mengutarakan telah melakukan pendekatan dalam upaya penanganan gizi buruk.

Kasus gizi buruk, busung lapar, dan lumpuh layu sudah terjadi sejak enam bulan terakhir di berbagai daerah. Namun bila tak ada persamaan pandangan antara petugas kesehatan, tentu sulit menangani kasus ini.(MAK/Tim Liputan 6 SCTV)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya