Berdasarkan pemantauan SCTV, sampai Ahad (1/1) siang, kondisi pasar yang khusus menjual daging babi itu masih lengang dan berantakan di sana sini. Selain masih dilingkari garis polisi, para pedagang juga belum berani menggelar dagangannya. Mereka khawatir akan adanya teror susulan.
Belum dapat dipastikan sampai kapan kondisi Pasar Maesa kembali normal. Yang pasti, sampai siang ini, polisi masih mengumpulkan sejumlah bukti pendukung di tempat kejadian. Sementara serpihan bom yang sudah ditemukan sedang diteliti tim forensik Markas Besar Polri. Rencananya hari ini Kepala Polri Jenderal Polisi Sutanto akan mengunjungi Pasar Maesa serta menjenguk korban luka yang dirawat di sejumlah rumah sakit di Palu.
Advertisement
Sebanyak 50 orang menjadi korban dalam insiden yang meluluhlantakkan Pasar Maesa. Dari jumlah itu, 22 di antaranya dirawat di Rumah Sakit Bala Keselamatan Palu. Empat belas korban lainnya "menginap" di RS Budi Agung, sedangkan sisanya dirawat di RS Bhayangkara dan Rumah Sakit Umum Daerah Undata, Palu.
Para korban sebagian besar adalah pengunjung pasar yang hendak berbelanja. Sementara sebagian lainnya adalah pedagang. Mereka rata-rata luka di bagian tangan dan kaki serta wajah karena terkena serpihan bom.
Sementara dari delapan korban meninggal, empat orang di antaranya diketahui sebagai suami istri. Satu di antara korban meninggal adalah pasangan Sersan Kepala TNI Tasman Lahansang dan Poste Dina Masnis (bukan Poste Dinamani seperti ditulis sebelumnya--Red.), istrinya [baca: Sudah Delapan Tewas Korban Peledakan di Palu].
Jenazah Tasman dan Poste, kemarin, sudah dibawa ke kampung halaman mereka di daerah Bitung, Sulawesi Utara setelah sebelumnya disemayamkan di RS Wirabuana dan rumah duka di Kompleks Korem 132 Tadulako. Keberangkatan jenazah Tasman dan istrinya dilepas Panglima Daerah Militer Wirabuana Mayor Jenderal TNI Arif Budi Sampurno.
Pasangan suami istri ini meninggalkan dua putra, masing-masing Jerry Wiranto Lahansang (delapan tahun) dan Dedy Rifaldi Lahansang (enam tahun). Tasman, tamatan Sekolah Calon Tamtama gelombang pertama 1987, terakhir menjabat Komandan Unit Dua Tim Intel Korem 132 Tadulako.(ICH/Tim Liputan 6 SCTV)