Korban Bom Palu Diamputasi Ulang

Tim dokter RS Wahidin Sudirohusodo Makassar, Sulsel, mengamputasi lagi kaki Haris sepanjang 10 sentimeter. Kaki kanan korban bom di Pasar Maesa Palu ini diamputasi kembali karena belum membaik juga.

oleh Liputan6 diperbarui 06 Jan 2006, 15:08 WIB
Liputan6.com, Makassar: Haris Maniti, satu dari lima korban ledakan bom di Pasar Maesa, Palu, Sulawesi Tengah, diamputasi ulang oleh tim dokter Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo, Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (5/1). Sebab, kondisi kaki kanan pria yang sebelumnya diamputasi di RS Palu ini makin parah. Kini, kaki pria itu diamputasi lagi sepanjang sepuluh sentimeter.

Haris dirujuk ke RS di Makassar agar mendapat perawatan yang lebih memadai. Istrinya, Yulianti, yang juga korban bom, dirawat di RS yang sama. Kondisi Yulianti juga tidak berbeda jauh dengan suaminya. Kaki kiri perempuan ini juga telah diamputasi [baca: Lagi, Dua Korban Bom Pasar Maesa Dibawa ke Makassar].

Pasien lain, Oben Swang dan putranya, Rifki Saputra, masih menjalani perawatan intensif di ruang rawat khusus. Tim dokter belum bisa mengamputasi kaki Rifki karena belum mendapat izin pihak keluarga. Sedangkan Billa Darma yang dirujuk ke RS Makassar, kemarin, masih belum mendapat perawatan lanjut. Tim dokter mengaku tidak mampu mengobati patah tulang di kaki kanan Billa.

Sementara itu, Satuan Tugas Palu yang dibentuk pemerintah pusat untuk menangani berbagai aksi teror di Palu masih belum bekerja. Wakil Kepala Kepolisian Daerah Sulteng Komisaris Besar Soekirno, kemarin, mengatakan, tim ini akan memfokuskan pada penanganan kasus bom di Pasar Maesa. Namun, kasus-kasus teror lain, seperti penembakan dosen Universitas Tadulako juga akan menjadi agenda penyidikan.

Soekirno menjelaskan, satgas yang dilantik oleh Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan A.S. Widodo pada Januari mendatang ini akan dipimpin Brigadir Jenderal Polisi Wahono. Tim ini beranggotakan antara 11 hingga 30 orang. Selain personel Markas Besar Polri, Polda Sulteng, dan Mabes TNI, tim juga melibatkan sejumlah tokoh agama dan masyarakat Kota Palu.

Kemarin, rapat koordinator polhukam juga sepakat membentuk Komando Pengamanan Sulsel. Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Polisi Paulus Purwoko ditunjuk sebagai komandan. Tim ini bertugas mencegah setiap kemungkinan teror di Sulteng [baca: ].(TNA/Tim Liputan 6 SCTV)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya