Banjir disertai gulungan lumpur terjadi menyusul hujan deras yang beberapa hari belakangan mengguyur Lombok Barat. Genangan lumpur menutupi jalur transportasi sisi utara yang menghubungkan Lombok Barat menuju Lombok Timur melalui Pesugulan dan Sembalun. Warga di kedua desa itu kini mengungsi ke sejumlah lokasi yang lebih aman.
Sementara menurut World Wildlife Fund (WWF) Nusatenggara, banjir bandang yang terjadi di Kecamatan Sambela, Lombok Timur, NTB terjadi akibat maraknya aksi penebangan liar di areal hutan Gunung Rinjani. Separuh dari 125 ribu hektare areal hutan kini rusak berat [baca: Banjir di Lombok Timur Akibat Pembalakan Liar].
Advertisement
WWF Nusatenggara menyebutkan, lokasi asal banjir bandang adalah kawasan hutan lindung. Sebab, sedikitnya 1.000 hektare lahan hutan lindung memang sudah disalahgunakan menjadi kawasan penebangan ilegal karena kesuburan tanahnya. Selama ini areal sekitar Gunung Rinjani memang menjadi tempat favorit berladang sekaligus perambahan hutan.
Memasuki hari ketiga bencana banjir bandang di Kecamatan Sambelia, makin banyak saja kayu gelondongan terseret menuju desa di sekitar lereng Bukit Pasiran. Sejauh ini dua warga Kecamatan Sambelia dilaporkan tewas terseret arus, sementara ribuan warga lainnya terpaksa mengungsi. Reporter SCTV Adhar Hakim melaporkan, banjir besar terakhir di kawasan ini terjadi pada tahun 1994 dan menyebabkan 30 orang tewas.(ICH)