Merenda Perdamaian di Pulau Seribu Masjid

Antara masjid satu dengan masjid lain hanya dipisahkan jalan atau tiga sampai empat rumah. Setiap empat hari sekali sebuah masjid dibangun dengan dana swadaya.

oleh Liputan6 diperbarui 21 Apr 2001, 15:00 WIB
Liputan6.com, Mataram: Kalau begini caranya, lama-kelamaan, bakal lebih banyak masjid ketimbang rumah di Pulau Lombok, Nusatenggara Barat. Betapa tidak, di sana, setiap empat hari sekali sebuah masjid dibangun. Ini bukan isapan jempol. Telusuri saja jalan-jalan di pulau tersebut akhir-akhir ini, maka akan sangat mudah mata membentur masyarakat yang sedang mengecor semen, menumbuk paku, mencoba mendirikan rumah ibadah kaum muslim dengan dana urunan.

Sebuah kelurahan di sana bisa terdapat delapan masjid. Antara masjid satu dengan masjid lainnya hanya dipisahkan sebuah jalan atau tiga sampai empat rumah. Berdasarkan catatan Kantor Wilayah Departemen Agama, NTB, jumlah masjid di Lombok telah mencapai 4.500 buah. Ini belum termasuk jumlah mushola. Bila dibandingkan dengan luas wilayah NTB yang mencapai 20.153 meter persegi, boleh dikata, rata-rata, setiap 500 meter ada masjid.

Itulah sebabnya, tak perlu heran bila pulau ini dikenal dengan sebutan pulau seribu masjid. Satu hal yang menarik, seperti dikemukakan Kepala Polda NTB Brigadir Jenderal Polisi Jhony Jodyana, masjid tak cuma menjadi tempat ibadah, tapi juga sebagai forum perdamaian ketika pertikaian antardesa pecah. Potensi masjid dinilai positif sebagai tempat islah atau perdamaian, dengan cara sabang desa.(RSB/Adhar Hakim)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya