Pesta Tabuik Kembali Meramaikan Kota Pariaman

Hampir seluruh warga Kota Pariaman tumpah ruah ke jalan mengikuti Tabuik (berbentuk kuda sembrani) yang diusung sejumlah orang berkeliling kota. Tabuik diarak menuju Pantai Gondariah, Pariaman.

oleh Liputan6 diperbarui 13 Feb 2006, 15:26 WIB
Liputan6.com, Pariaman: Pesta Tabuik kembali meramaikan suasana di Kota Pariaman, Sumatra Barat, baru-baru ini. Pesta menyambut datangnya Tahun Baru Islam atau Muharam 1426 Hijriah itu berlangsung di obyek wisata Pantai Gondariah, Pariaman [baca: Hoyak Tabuik Kembali Digelar Warga Pariaman].

Perayaan yang marak setiap tahun ini membuat Kota Pariaman dijuluki Kota Tabuik. Konon, pesta ini merupakan gambaran suasana peperangan yang terjadi di Karbala, dekat Sungai Eufrat, pada zaman Nabi Muhammad SAW. Hal itu kemudian dilambangkan dengan seekor buraq yang diberi nama Tabuik.

Berdasarkan informasi yang dihimpun www.liputan6.com, Tabuik adalah seekor kuda sembrani berkepala wanita cantik. Kuda itu dianggap telah membawa arwah Hasan dan Hosen, cucu Nabi Muhammad ke surga.

Hampir seluruh warga Kota Pariaman tumpah ruah ke jalan mengikuti Tabuik yang diusung sejumlah orang berkeliling kota. Tingginya Tabuik, sempat membuat arak-arakan terhambat kabel-kabel listrik yang melintang di jalan. Acara juga berlangsung dengan diisi bunyi-bunyian rebana.

Pesta yang berlangsung marak menarik perhatian warga lokal sampai wisatawan mancanegara untuk melihat. Menjelang matahari terbenam, Tabuik diarak menuju Pantai Gondariah untuk dilarung ke tengah laut.

Belakangan, acara sempat terganggu ketika sejumlah penonton berusaha menghampiri dan mengambil pernak-pernik tabuik saat dilarung. Pihak penyelenggara dibantu aparat keamanan setempat tidak mampu menghalau mereka.

Sekadar diketahui, sebelum krisis moneter melanda, pernak-pernik tabuik dihiasi dengan emas yang selalu diperebutkan saat dilarung. Kebiasaan ini pula yang masih terjadi kendati saat ini kondisi telah berubah.(AIS/Deni Risman)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya