Petugas Menyisir Duren Sawit

Hingga pagi tadi, petugas belum menemukan unggas yang positif flu burung di tiga dari enam rukun warga di Kelurahan Duren Sawit, Jaktim. Pada pekan silam di tempat yang sama beberapa ayam mati mendadak dan sempat diduga terinfeksi flu burung.

oleh Liputan6 diperbarui 24 Feb 2006, 14:59 WIB
Liputan6.com, Jakarta: Kekhawatiran adanya penolakan terhadap pemusnahan massal unggas untuk mencegah flu burung, ternyata belum terbukti. Di Kelurahan Duren Sawit, Jakarta Timur, misalnya. Jumat (24/2), warga tampak antusias membawa sendiri unggasnya untuk diperiksa tim pelaksana penanggulangan dan pengendalian flu burung. Bahkan, sebagian warga tak sabar menunggu kedatangan petugas di lapangan .

Rencananya, hari ini enam rukun warga yang disisir. Sweeping selanjutnya digelar dua hari kemudian di 11 RW lainnya. Adapun hasil pemeriksaan sampel darah dapat diketahui dengan cepat, yakni 20 menit. Bila memang terjangkit virus avian influenza, maka unggas tersebut langsung dimusnahkan. Namun setelah memeriksa 23 sampel darah, petugas belum menemukan satu ekor unggas yang terinfeksi virus avian influenza subtipe H5N1. Padahal, pekan silam, di tempat ini beberapa ayam mendadak dengan dugaan flu burung.

Menurut Lurah Duren Sawit, Yogi M., razia ini dapat berjalan lancar karena sebelumnya telah disosialisasikan kepada warganya. Santa bahkan mengatakan, warganya secara sukarela unggasnya dimusnahkan bila positif terinfeksi virus H5N1.

Pemeriksaan unggas juga berlangsung di kawasan Kwitang, Jakarta Pusat. Sejak pukul 10.00 WIB, petugas telah menyemprotkan disinfektan kepada unggas. Petugas juga memeriksa dan mengambil kotoran pada anus unggas. Menurut kepala tim pemusnahan setempat, Lurah Kwitang H.M. Maksun, bila ada unggas terjangkit flu burung langsung dimusnahkan hari ini juga.

Upaya memutus rantai penyebaran flu burung tidak hanya berlangsung di Ibu Kota. Dinas Peternakan Daerah Istimewa Yogyakarta pun memvaksin unggas secara massal. Namun, kematian ratusan unggas di sejumlah daerah seperti di Bantul, terus berlanjut. Dalam dua pekan terakhir, jumlah ayam yang mati makin banyak dan meresahkan warga setempat. Terlebih, setelah pihak Dinas Peternakan setempat melaporkan ayam-ayam yang mati tersebut positif terserang flu burung.

Laporan itu jelas membuat warga cemas. Mereka khawatir virus H5N1 yang menyerang unggas itu menular ke manusia. Kendati demikian, petugas bersedia membawa warga yang memiliki gejala mirip penyakit mematikan itu ke RSUP dokter Sardjito, Yogyakarta.

Sementara di Kota Medan, Sumatra Utara, petugas gabungan dari Dinas Pertanian dan Peternakan setempat mendatangi rumah-rumah warga untuk memvaksin dan menyemprotkan cairan pembasmi hama. Soalnya, di wilayah ini sudah ribuan unggas mati terkena virus H5N1. Untuk mengantisipasi penyebaran virus flu burung, petugas bahkan tak hanya menyemprotkan disinfektan dan memvaksin ayam dan burung. Babi milik penduduk pun disemprot cairan antihama serta ribuan ekor anjing disuntik antirabies.

Sementara Dinas Peternakan Kabupaten Sukabumi, memperketat pemeriksaan terhadap kendaraan pengangkut unggas di perbatasan Sukabumi-Bogor, Jawa Barat. Pemeriksaan berlangsung selama 24 jam, kemudian petugas menyemprot disinfektan. Selain itu, petugas memeriksa dokumen hewan yang diangkut.

Di kawasan Jabar lainnya, yakni Cianjur, Dinas Kesehatan setempat juga memeriksa kondisi kesehatan unggas. Pemeriksaan digelar dalam radius satu kilometer dari peternakan daerah di Kampung Cimundang, Desa Nagrak, tempat yang telah dinyatakan positif flu burung .

Adapun di Pemalang, Jawa Tengah, masih banyak peternak yang mendatangkan bibit ayam dari Jakarta. Seorang peternak di Desa Cibelok, Kecamatan Taman, mengaku tidak takut berternak ayam broiler yang bibitnya didatangkan dari Ibu Kota walau sebagian kasus flu burung terdapat di sana.(DNP/Tim Liputan 6 SCTV)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya