Di Tegal, Jawa Tengah, upacara yang dipusatkan di Pantai Alam Indah berlangsung sederhana, namun khidmat. Upacara dipimpin oleh Ketua Parisadha Hindu Dharma Kota Tegal I Nyoman Sudjana. Untuk menyempurnakan Hari Raya Nyepi, umat Hindu di Tegal melarung sesaji berupa dua ekor ayam dan bebek ke laut. Ayam menyimbolkan keserakahan, sedangkan bebek diartikan sebagai kebijakan. Menghanyutkan sesaji ini juga sebagai upaya menjauhkan hal-hal yang kotor dan mendatangkan kembali kesucian.
Sementara ratusan penganut Hindu Bali mengikuti ritual malam pengrupukan atau perayaan menjelang Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1928. Mereka mengarak ogoh-ogoh (patung yang terbuat dari kayu, bambu, atau kertas). Ogoh-ogoh ini adalah simbol untuk mengusir roh jahat dari muka bumi.
Advertisement
Sebenarnya, pembuatan ogoh-ogoh kali ini dilarang pemerintah daerah setempat. Kendati ada larangan, model dan tema ogoh-ogoh justru beragam. Di antaranya bertema penolakan Rancangan Undang-undang Antipornografi dan Pornoaksi (RUU APP), demam berdarah, bahkan Piala Dunia 2006 [baca: Umat Hindu Bali Menggelar Malam Pengrupukan].(DNP/Tim Liputan 6 SCTV)