Kuburan Cina, Tempat Tinggal Abdul

Bagi Abdul dan sejumlah pemulung lain, kuburan Cina di Cipinang Besar adalah tempat yang nyaman untuk tempat tinggal. Mereka membentangkan terpal plastik di antara tiang-tiang kuburan sebagai rumah alakadarnya.

oleh Liputan6 diperbarui 05 Apr 2006, 14:12 WIB
Liputan6.com, Jakarta: Kuburan bagi sebagian orang adalah tempat yang angker dan menyeramkan. Namun tidak bagi warga di daerah Cipinang Besar, Jatinegara, Jakarta Timur. Mereka justru menganggap kuburan Cina di wilayahnya tak hanya sebagai tempat istirahat terakhir bagi yang sudah meninggal. Puluhan warga yang berprofesi sebagai pemulung dan buruh ini menganggap makam sebagai tempat tinggal.

Untuk membuat rumah alakadarnya, mereka membentangkan kain atau terpal pelastik di antara tiang-tiang kuburan yang berukuran besar. Pelataran nisan berukuran 7x7 meter dibuat layaknya rumah yang dilengkapi berbagai perabotan.

Salah satu penghuni di tempat itu adalah Abdul Halim. Pria asal Medan, Sumatra Utara, ini mengaku sudah tinggal di pemakaman selama 10 tahun bersama keluarganya. Abdul bukan tak ingin hidup di tempat lebih layak bersama anak dan istrinya. Pendapatannya sebagai pemulung botol minuman plastik yang hanya berkisar Rp 20-30 ribu sehari, menurutnya tak cukup untuk mengontrak rumah.

Mengetahui kasus ini, M. Hazli, Kepala Seksi Pengawasan Pemakaman Kodya Jakarta Timur mengaku kecolongan. Menurut Hazli, apapun alasannya kuburan tak dapat dijadikan tempat tinggal.(YAN/Heru Budi dan Yuli Sasmito)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya