Kelompok Pendukung Separatisme di Papua Sudah Diketahui

Menlu Hassan Wirajuda mengatakan, pemerintah Canberra akan mencabut dana yang digunakan lembaga-lembaga di negara itu untuk mendukung separatisme di Papua. Anggota Komisi I DPR berangkat ke Australia, pekan depan.

oleh Liputan6 diperbarui 09 Apr 2006, 08:53 WIB
Liputan6.com, Jakarta: Indonesia dalam waktu dekat akan meminta klarifikasi kepada pemerintah Australia terkait pemberian visa terhadap 42 warga asal Papua. Ini diungkapkan Menteri Luar Negeri Nur Hassan Wirajuda di Jakarta, belum lama berselang. Menlu menambahkan, Australia juga telah memberikan penegasan bahwa pemerintah Canberra akan mencabut dana yang digunakan oleh lembaga-lembaga di negara itu untuk mendukung separatisme di Papua.

Bahkan, menurut Hassan Wirajuda, pemerintah Australia meminta informasi jika ada lembaga di negara mereka yang membantu kelompok separatisme di Bumi Cenderawasih. Adapun kelompok-kelompok atau individu yang membantu kemerdekaan Papua sudah diketahui.

Sementara itu, anggota Komisi I DPR tetap bersikukuh pergi ke Australia, pekan depan. Adanya forum kerja sama antarparlemen kedua negara menjadi alasan mereka untuk tetap berangkat. Hal ini ditegaskan oleh anggota Komisi I DPR Ali M. Ngabalin. Di Negeri Kanguru, Ali beserta lima anggota Komisi I lainnya akan meminta bertemu dengan Parlemen Australia [baca: Enam Anggota DPR Tetap Bertolak ke Australia].

Adapun pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ikrar Nusa Bakti menilai, kepergian anggota Dewan adalah langkah yang baik. Sebab, saat ini penyelesaian masalah telah menemui jalan buntu. Walau demikian, Ikrar menyarankan agar para anggota DPR mempersiapkan diri dengan baik. Kendati kunjungan itu hanya mendinginkan situasi kedua negara dan belum menyentuh substansi permasalahan, yakni pemberian suaka.

Lain lagi pendapat Johnson Panjaitan. Dalam pandangan Direktur Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PBHI) itu, kunjungan anggota Dewan yang hanya berlangsung tiga hari tersebut tidak efektif untuk tingkat lobi.(BOG/Tim Liputan 6 SCTV)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya