Bahkan, menurut Hassan Wirajuda, pemerintah Australia meminta informasi jika ada lembaga di negara mereka yang membantu kelompok separatisme di Bumi Cenderawasih. Adapun kelompok-kelompok atau individu yang membantu kemerdekaan Papua sudah diketahui.
Sementara itu, anggota Komisi I DPR tetap bersikukuh pergi ke Australia, pekan depan. Adanya forum kerja sama antarparlemen kedua negara menjadi alasan mereka untuk tetap berangkat. Hal ini ditegaskan oleh anggota Komisi I DPR Ali M. Ngabalin. Di Negeri Kanguru, Ali beserta lima anggota Komisi I lainnya akan meminta bertemu dengan Parlemen Australia [baca: Enam Anggota DPR Tetap Bertolak ke Australia].
Advertisement
Adapun pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ikrar Nusa Bakti menilai, kepergian anggota Dewan adalah langkah yang baik. Sebab, saat ini penyelesaian masalah telah menemui jalan buntu. Walau demikian, Ikrar menyarankan agar para anggota DPR mempersiapkan diri dengan baik. Kendati kunjungan itu hanya mendinginkan situasi kedua negara dan belum menyentuh substansi permasalahan, yakni pemberian suaka.
Lain lagi pendapat Johnson Panjaitan. Dalam pandangan Direktur Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PBHI) itu, kunjungan anggota Dewan yang hanya berlangsung tiga hari tersebut tidak efektif untuk tingkat lobi.(BOG/Tim Liputan 6 SCTV)