Ramainya becak bermotor atau bentor yang menjadi alat transportasi utama masyarakat Gorontalo membuat Hadijah jarang mendapatkan penumpang. Untuk menambah penghasilan, dia menyambi menjajakan rokok. Dari usaha itu, wanita paruh baya ini mampu membawa pulang uang sebesar Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu per hari. Jumlah itu hanya cukup untuk makan dan biaya sekolah anaknya.
Demi tuntutan kebutuhan hidup membuat Hadijah tak pernah mengecap manisnya Hari Kartini yang jatuh setiap 21 April. Bahkan dia sama sekali tak pernah memikirkan hari bersejarah itu. Apalagi memperingatinya. Padahal, kaum perempuan yang tentunya sudah mapan, pasti akan memanfaatkan momen ini sebagai bentuk aktualisasi diri: kaum perempuan sederajat dengan laki-laki seperti yang dicita-citakan Raden Ajeng Kartini.(BOG/Syamsyu Panna)
Advertisement