Meski begitu, tim evakuasi berjanji tetap berusaha mencari korban meski peluangnya kecil. Misnan, suami dan ayah korban, mengaku pasrah jika akhirnya Pemerintah Kabupaten Trenggalek memutuskan menghentikan pencarian.
Di Dusun Dilem, Desa Dompyong, Ardi Sukatri, Komandan Kompi Yonif 511, menyatakan tim pencari berhasil menemukan jenazah Ponimin sekitar 50 meter dari lokasi rumahnya. Dengan temuan ini, maka korban tewas akibat peristiwa banjir bandang dan tanah longsor di Trenggalek menjadi 14 orang. Dan lima korban lain dinyatakan hilang.
Advertisement
Hari ini pelajar kelas tiga Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Kabupaten Trenggalek melaksanakan ujian semester serentak secara darurat. Pihak sekolah terpaksa meliburkan siswa kelas satu. Bagi siswa yang rumahnya terkena banjir, mereka dibebaskan dari pakaian seragam dan sepatu. Walau dengan kondisi sekolah terlihat masih porak-poranda pascabanjir, namun tak mengurangi semangat siswa untuk mengikuti ujian.
Data Dinas Pendidikan Trenggalek mencatat sedikitnya 10 gedung SMP terkena banjir. Di antaranya di Kota Trenggalek, Kecamatan Pogalan, dan Durenan. Kendati secara darurat, ujian akhirnya dapat berlangsung di seluruh SMP tersebut.(MAK/Tim Liputan 6 SCTV)