Awan Panas Membesar, Sirene Bahaya Dibunyikan

Membesarnya awan panas atau wedhus gembel yang dikeluarkan kawah Gunung Merapi memaksa petugas BPPTK Yogyakarta membunyikan sirene tanda bahaya. Sinar matahari di Magelang, Jateng, menjadi terhalang.

oleh Liputan6 diperbarui 15 Mei 2006, 10:30 WIB
Liputan6.com, Yogyakarta: Kawah Gunung Merapi terus mengeluarkan awan panas atau wedhus gembel. Senin (15/5) pagi, awan panas yang dikeluarkan volumenya lebih besar dibanding hari biasanya. Kondisi ini memaksa petugas Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta membunyikan sirene tanda bahaya. Mereka meminta warga sekitar lereng untuk segera menjauhi gunung.

Besarnya awan panas sempat menghalangi terbitnya sinar matahari di Magelang, Jawa Tengah. Bahkan jangkauan wedhus gembel mencapai empat kilometer atau lebih besar dibanding kemarin yang hanya mencapai sekitar 2,5 kilometer. Sejumlah desa-desa di lereng tak urung terjangkau serbuan muntahan ini [].

Pemerintah dan warga sekitar terus mengantisipasi bencana. Tim Search and Rescue serta relawan terus berjaga-jaga. Mereka menjaga sejumlah tempat yang dinyatakan terlarang dimasuki warga. Selain itu, pelarangan dilakukan supaya rumah-rumah yang ditinggalkan warga untuk mengungsi tak dijarah orang yang tak bertanggung jawab. Untuk menguatkan, pemerintah setempat juga telah menerbitkan putusan larangan.

Akibat besarnya volume awan panas, warga yang sebelumnya enggan mengungsi memilih pergi ke tempat aman. Untuk kawasan Kabupaten Sleman, Yogyakarta, tadi pagi jumlah pengungsi tercatat sekitar 4.000 orang.(MAK/Miko Toro)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya