Unjuk rasa itu diikuti ribuan petani yang tergabung dalam Serikat Petani Pasundan dan Aliansi Buruh Seluruh Indonesia. Para petani menilai, lahan garapan mereka banyak yang dikuasai secara sepihak oleh Badan Usaha Milik Negara maupun swasta [baca: Ribuan Petani Menyerbu Istana Merdeka].
Usai menyerukan aspirasinya, para petani melanjutkan demonstrasi di depan Gedung MPR/DPR dengan menyampaikan tuntutan yang sama. Anggota Dewan yang menemui mereka berjanji memperjuangkan nasib petani.
Advertisement
Keinginan para petani untuk mengadakan reformasi tanah bisa menakutkan sebagian orang. Pada titik ekstrem, langkah ini bisa saja berarti mengambilalih penguasaan tanah dari perusahaan. Untuk itulah pengamat ekonomi pertanian Bustanul Arifin menyarankan agar reformasi agraria ini tidak dilakukan secara radikal.
Mantan Menteri Koperasi itu juga menambahkan sejumlah solusi alternatif selain menyerahkan kepemilikan tanah kepada petani juga bisa melalui program kemitraan antara petani dan pemerintah sebagai penguasa lahan.(YAN/Tim Liputan 6 SCTV)