Dalam kesempatan ini, Hasyim juga sempat mengkritik kekurangan FPI dan Gus Dur. Karena itu, Hasyim meminta agar FPI tidak gampang menggerakkan massa. Sebaliknya Gus Dur juga harus membatasi pernyataan-pernyataannya [baca: ].
Permasalahan antara Gus Dur dan FPI bermula dari sebuah acara dialog Forum Lintas Agama dan Etnis di Purwakarta, Jawa Barat, 23 Mei silam. Ketika itu Gus Dur yang diundang menjadi pembicara diusir oleh anggota FPI Purwakarta. Mereka menganggap tindak-tanduk Gus Dur dalam soal pornografi telah melukai umat Islam.
Advertisement
Kasus pengusiran ini ternyata berbuntut panjang. Pro dan kontra langsung bermunculan. Di Jember, Jatim, ratusan pendukung K.H. Abdurrahman Wahid alias Gus Dur nyaris bentrok dengan anggota FPI Jember, siang tadi. Kericuhan terjadi saat massa hendak menemui Ketua FPI Jember Abu Bakar namun dihadang anggota FPI.
Meski dihalang-halangi, massa pendukung Gus Dur tetap mengejar dan memaksa masuk ke rumah Abu Bakar. Kedua kelompok nyaris bentrok namun polisi segera melerainya. Emosi massa mulai mereda setelah polisi memberi kesempatan perwakilan pendukung Gus Dur menemui Abu Bakar. Setelah didesak akhirnya Abu Bakar bersedia membuat pernyataan mengutuk tindakan FPI Purwakarta. Namun Abu Bakar juga menyesalkan tindakan pendukung Gus Dur yang dinilai anarkis.
Aksi serupa juga terjadi di Madiun. Puluhan massa pendukung Gus Dur menyesalkan tindakan FPI Purwakarta yang mengusir Gus Dur. Sedangkan di Surabaya, sejumlah pendukung Gus Dur memprotes pengusiran tersebut dengan cara memblokir jalan raya Lamongan-Surabaya. Tidak hanya itu mereka juga menuntut FPI meminta maaf.
Sementara itu pengurus Hizbut Tahrir Indonesia membantah anggotanya terlibat dalam insiden Purwakarta. Mereka justru menduga kejadian tersebut terkait dengan upaya memecah belah umat Islam. Caranya dengan membelokkan isu persoalan dari pemberantasan pornografi dan pornoaksi menjadi isu sektarianisme dan anarkisme kelompok [baca: ].(IAN/Tim Liputan 6 SCTV)