Pedagang Kesulitan Membedakan Makanan Berformalin

Berdasarkan hasil pengujian laboratorium sebagian produk pangan hasil laut di Jakarta ternyata masih mengandung formalin. Pedagang dan konsumen kesulitan membedakan ikan berformalin atau tidak.

oleh Liputan6 diperbarui 31 Agu 2006, 09:34 WIB
Liputan6.com, Jakarta: Sejumlah pedagang dan pembeli ikan laut di Jakarta merasa kesulitan membedakan ikan berformalin atau tidak. Padahal berdasarkan hasil pengujian di laboratorium pengujian mutu hasil perikanan dan kelautan DKI Jakarta, masih banyak dijumpai penggunaan bahan pengawet mayat dalam produk pangan. Meski kini kadar kandungan formalinnya tergolong rendah [baca: Cumi-Cumi dan Ikan Pindang Masih Berformalin].

Miskun pemilik warung makan di Kawasan Jakarta Selatan saat ditemui SCTV belum lama ini mengaku lebih berhati-hati memilih produk ikan. Caranya dengan melihat kondisi fisik ikan dan menjalin kepercayaan dengan nelayan.

Kesulitan memastikan ada tidaknya kandungan formalin dalam produk pangan hasil laut juga dirasakan supermarket yang khusus menjual ikan di Kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Pasalnya secara kasat mata penggunaan formalin ini sukar dideteksi.

Masih banyaknya penggunaan formalin mendapat tanggapan yang berbeda dari para penggemar makanan laut. Menurut Sapri dan Abdul, meski ditemukan kandungan formalin mereka tetap akan mengkonsumsi ikan laut. "Tapi mesti dilihat dulu ikannya," kata Abdul. 

Masalah pemakaian formalin pada produk pangan sempat mencuat sejak enam bulan silam. Saat itu Badan Pengawas Obat dan Makanan berjanji akan melakukan tindakan agar penggunaan formalin tak terulang lagi termasuk mengatur peredaran formalin di pasaran [baca: Formalin Menyergap di Mana-Mana].(IAN/Erlangga Wisnuaji dan Djunaedi Setiawan)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya