PDKB: Apa Arti Demokrasi Jika Minoritas Diabaikan

Apa arti demokrasi jika suara kelompok kecil dipinggirkan. Bila Fraksi Demokrasi Kasih Bangsa tak diajak karena berbeda, kenapa F-Kebangkitan Bangsa diundang dalam pertemuan pimpinan fraksi.

oleh Liputan6 diperbarui 16 Mei 2001, 01:18 WIB
Liputan6.com, Jakarta: Partai Demokrasi Kasih Bangsa tak kesal karena tidak diajak dalam pertemuan pimpinan fraksi di DPR. Tapi, partai yang mendapat lima kursi di DPR itu menyayangkan alasan tak menggandeng F-PDKB karena jumlah suaranya tak signifikan [baca: Rabu Ini, Sembilan Pimpinan Fraksi DPR Bertemu]. Apalagi, pertemuan itu digagas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang mengumpulkan suara terbanyak dalam Pemilihan Umum 1999. "Apa arti demokrasi jika kelompok yang kecil dibuang ke laut," kata Sekretaris F-PDKB Gregorius Seto Harianto ketika berdialog dengan Zulfan Linda dan Indiarto Priadi di Studio SCTV Jakarta, Selasa (15/5) siang. "Saya yakin itu pendapat pribadi (bukan partai)," tukas Seto, cepat.

Menurut Zulfan Lindan, itu bukan pendapat pribadi. Dia menambahkan, mungkin itu kesepakatan yang diambil dalam pertemuan tujuh fraksi sebelumnya. Sebab, selama ini, PDKB bersikap berseberangan dengan partai-partai besar di DPR. Padahal, pertemuan antarpimpinan fraksi digelar untuk menyamakan persepsi. Dengan begitu, tak ada lagi perbedaan pendapat yang tajam dalam pertemuan ketua partai politik. "Kalau berbeda, kenapa Partai Kebangkitan Bangsa diajak," ujar Seto, mempertanyakan. Meski begitu, Seto secara tegas menyatakan tak akan mencari tahu persoalan tersebut. "Kita tak minta diajak," kata Seto, mantap. PDKB, lanjut dia, hanya ingin memberi pendidikan politik moral kepada masyarakat. "Yaitu tak perlu meng-goal-kan (mencapai tujuan) dengan menghalalkan segala cara," kata Seto, serius.

Zulfan Lindan menambahkan, pertemuan tersebut tak akan membicarakan pembagian kekuasaan. Namun, hanya akan membahas penuntasan penyelesaian krisis yang menggurita di Tanah Air. Pertemuan tersebut penting diadakan karena belakangan banyak pendapat dan komentar yang dicetuskan orang di luar Senayan. "Banyak statemen di luar DPR yang mengganggu proses konstitusi yang dilakukan DPR," kata anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan itu.(TNA)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya