Unjuk rasa ratusan demonstran sepanjang dua hari silam membuat Kota Pangkalpinang tegang. Unjuk rasa berakhir ricuh. Demonstran sempat merusak Kantor Gubernur Bangka Belitung dan Kantor Polda Bangka Belitung [baca: Demonstrasi Penambang Timah di Bangka Ricuh].
Ratusan karyawan, tadi pagi, hanya menggelar aksi damai di Lapangan Merdeka. Mereka tetap meminta pembukaan kembali smelter. Apalagi selama ini smelter membeli hasil tambang rakyat dengan harga lebih tinggi dibanding PT Timah sebagai Badan Usaha Milik Negara yang berwenang mengeksplorasi penambangan.
Advertisement
Catatan Pemerintah Provinsi Bangka Belitung, sampai awal 2006 ada sekitar 10 ribu penambangan rakyat di Bangka Belitung. Diperkirakan lebih dari satu juta orang terlibat di dalamnya. Umumnya, mereka menambang timah dengan peralatan seadanya, namun ada juga yang memakai kompresor sebagai penyedot timah di laut.
Namun, hasil timah dari tambang rakyat diduga banyak diselundupkan ke luar negeri [baca: Penyelundupan Pasir Timah di Bangka-Belitung Masih Berlangsung]. Akibatnya negara dirugikan sekitar Rp 8 triliun. Atas dasar itulah Gubernur Bangka Belitung berniat menutup penambangan rakyat tersebut.(ICH/Tim Liputan 6 SCTV)