Metode persalinan dalam air inilah yang pernah dirasakan Liz Adiati ketika melahirkan anak keduanya pada 4 Oktober silam. Sang bayi yang berjenis kelamin laki-laki lahir dengan berat hampir empat kilogram dan panjang 51 sentimeter. Bayi ini adalah buah hatinya dengan sang suami, Harlizon.
Menurut Liz, ide menggunakan metode persalinan dalam air bukan datang dari sang dokter. Tapi, dari diri sendiri karena metode ini sudah tak asing lagi di luar negeri. Liz juga mengaku sebenarnya ingin menggunakan metode persalinan ini ketika melahirkan anak pertamanya pada tahun 2002. Namun karena keterbatasan fasilitas ia harus memendam keinginannya ini.
Advertisement
Persalinan dalam air sebenarnya tidak jauh berbeda dengan persalinan normal biasa. Hanya tempatnya yang membedakan. Ibu yang akan melahirkan hanya duduk dalam bak air yang suhunya sudah disesuaikan dengan suhu air ketuban.
Proses persalinan dalam air ini tidak separah persalinan normal biasa. Sementara itu, guncangan pada kepala bayi yang bisa mengganggu sistem syaraf bisa diminimalkan. Di luar negeri, proses persalinan seperti ini sudah tidak asing lagi. Dan di Indonesia metode ini masih tergolong baru. Walau demikian, tidak semua rumah sakit dan dokter kandungan di Tanah Air yang bisa melakukan metode ini. Begitu juga dengan masyarakat yang belum banyak berani melakukan persalinan di dalam air.(ZIZ/Teguh Dwi Hartono)