Sebelum dibahas dengan Presiden, Menteri Koordinator Politik dan Keamanan Widodo A.S, siang tadi membahasnya terlebih dahulu dengan para menteri terkait. Usai rapat, Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda mengungkapkan keprihatinannya karena asap yang sudah mengganggu negara tetangga.
Hassan juga mengaku dari 10 negera Asia, hanya Indonesia yang belum meratifikasi penanganan polusi asap secara lintas batas. Padahal pemerintah sudah mengajukan pembahasan ke DPR, Maret silam. Kendati begitu, bukan berarti Indonesia tak mau bekerja sama dengan negara tetangga. Satu di antaranya pertimbangan tawaran untuk membuat hujan buatan dari beberapa negara.
Advertisement
Tak hanya Malaysia yang dibuat kelimpungan dengan kiriman asap dari Indonesia, Singapura melalui Perdana Menteri Lee Hsien Loong juga sudah mengirimkan surat protes kepada Yudhoyono. Dalam surat protesnya, PM Lee menilai Indonesia lamban dalam menangani asap.
Pembakaran hutan dan lahan di Tanah Air yang menyebabkan kabut asap memang kian tak terkendali. Di Parepare, Sulawesi Selatan, misalnya. Hutan Lindung Wisata Jompie di Kecamatan Soreang terbakar dan menghanguskan puluhan hektare hutan jati. Insiden ini terjadi untuk ketiga kalinya.
Sejauh ini petugas pemadam menduga kebakaran itu disengaja oleh para pembuka lahan, meski hingga kini belum berhasil menangkap pelakunya. Hingga kini, petugas juga sudah mengerahkan enam unit pemadam untuk menghentikan api yang membubung setinggi empat meter.
Di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, kepekatan kabut asap akibat kebakaran hutan semakin parah. Suasana pada siang hari lebih gelap, seperti menjelang malam. Asap kiriman dari sejumlah kabupaten di Kalbar, terutama Kabupaten Ketapang ini membuat jarak pandang kurang dari 50 meter. Tak heran, tingkat indeks standar pencemaran udara (ISPU) masih berada pada level berbahaya bagi kesehatan [].
Kabut asap akibat kebakaran hutan di Kalimantan dalam tiga hari terakhir telah menjalar ke Kota Tolitoli, Sulawesi Tengah. Jarak pandang di kawasan pantai dan pegunungan, kini hanya berkisar dua kilometer. Kendati begitu, kondisi ini belum mengganggu aktivitas warga. Penerbangan di Bandar Udara Lalos, Tolitoli, juga masih normal. Jika tak turun hujan, diperkirakan kabut asap akan kian tebal mengingat angin terus bertiup dari wilayah Kalimantan.(ORS/Tim Liputan 6 SCTV)