Soal Kabut Asap, Presiden Yudhoyono Meminta Maaf

Permintaan maaf disampaikan Presiden Yudhoyono atas kabut asap yang melanda sejumlah negara tetangga. Saat memasuki ruang rapat, SBY sempat menegur sejumlah menteri yang tertawa-tawa.

oleh Liputan6 diperbarui 12 Okt 2006, 01:05 WIB
Liputan6.com, Jakarta: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta maaf atas kabut asap yang membuat repot negara tetangga. Karena itu Indonesia bertanggung jawab dan berupaya semaksimal mungkin dengan mengerahkan segala sumber daya yang ada untuk memadamkan api dan mengatasi masalah kabut asap. Penegasan itu dinyatakan Presiden Yudhoyono kepada pers usai memimpin rapat kabinet terbatas di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu (11/10) [baca: Sidang Kabinet Pembahasan Asap Digelar Petang Ini].

Dalam rapat yang berlangsung tertutup dengan sejumlah menteri terkait dan tiga gubernur di wilayah Sumatra dan Kalimantan, SBY sempat gusar. Pasalnya, saat memasuki ruang pertemuan, sejumlah menteri yang terlebih dulu hadir tampak bersenda gurau. "Masih bisa ketawa-ketawa [menghadapi] asap seperti ini," tegur Presiden. Tawa para menteri yang sedang berdiskusi mendadak lenyap. SBY mengingatkan para pembantunya untuk serius menghadapi masalah kabut asap.

Kegusaran Yudhoyono berlanjut. Sambil menggeser berkas yang ada di meja, Yudhoyono menyalakan mikrofon dengan hentakan jari yang keras. Yudhoyono juga membuka rapat terbatas yang berlangsung tertutup itu dengan ketegasan dan keseriusannya akan masalah asap yang sudah masuk kategori membahayakan. Maklum, pemerintah sudah mendapat protes keras dari Malaysia dan Singapura. Bahkan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengirimkan surat protes ke Presiden Yudhoyono.

Sejauh ini, pembakaran hutan dan lahan yang menyebabkan kabut asap semakin tak terkendali. Di Taman Nasional Gunung Ciremai, Kuningan, Jawa Barat, misalnya, kebakaran hutan dan semak kian luas hingga mencapai 1.550 hektare lebih. Hingga kini kebakaran masih berlangsung dan sulit dipadamkan karena tujuh titik berada di lereng gunung. Hal ini diakui Ridwan Efendi, Kepala Satuan Kerja Taman Nasional setempat. Kebakaran di taman ini terjadi sejak enam hari lalu.

Sementara kebakaran yang menghanguskan puluhan hektare pohon jati di Hutan Lindung Wisata Jompie di Kecamatan Soreang, Parepare, Sulawesi Selatan, terjadi untuk ketiga kalinya. Petugas pemadam menduga kebakaran disengaja oleh para pembuka lahan. Tapi hingga saat ini pelakunya belum berhasil ditangkap. Petugas mengerahkan enam unit pemadam untuk menghentikan api yang membubung setinggi empat meter.

Sedangkan kabut asap akibat kebakaran hutan di Kalimantan dalam tiga hari terakhir telah menjalar ke Kota Tolitoli, Sulawesi Tengah. Jarak pandang di kawasan pantai dan pegunungan kini hanya berkisar dua kilometer. Meski demikian, kondisi ini belum mengganggu aktivitas warga. Penerbangan di Bandar Udara Lalos, Tolitoli juga masih normal. Jika tidak turun hujan, diperkirakan kabut asap akan semakin menebal mengingat angin terus bertiup dari wilayah Kalimantan.(MAK/Tim Liputan 6 SCTV)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya