Lima Ribu Personel Mengamankan Palu dan Poso

Ribuan personel Polri dan TNI dikerahkan untuk mengamankan Kota Palu dan Poso usai penembakan Pendeta Irianto Kongkoli. Mereka bertugas mengamankan sejumlah rumah ibadah, fasilitas umum, dan pusat keramaian.

oleh Liputan6 diperbarui 17 Okt 2006, 01:27 WIB
Liputan6.com, Palu: Setidaknya 3.000 personel Polri dan 2.000 ribu anggota TNI dikerahkan untuk mengamankan wilayah Sulawesi Tengah, khususnya Kota Palu dan Poso, Senin (16/10). Pengerahan ribuan petugas keamanan ini bertujuan mengantisipasi kemungkinan terjadinya aksi susulan setelah tertembaknya Pendeta Irianto Kongkoli di Palu. Dalam tugasnya, para aparat berkonsentrasi di rumah ibadah, fasilitas umum, dan pusat keramaian setempat.

Pendeta Irianto tewas ditembak orang tak dikenal saat berada di depan bangunan Toko Sinar Sakti di Jalan Monginsidi, Palu, sekitar pukul 09.30 WITA. Ketika kejadian korban tengah bersama istrinya Rita Kongkoli dan anaknya untuk mengecek harga bahan bangunan. Rita selamat dari insiden ini karena lebih dahulu naik ke mobil, sedangkan korban yang hendak naik mobil tewas terkena tembakan di bagian kepala [baca: Pendeta Irianto Tewas Ditembak].

Pelaku yang diketahui dua orang beraksi dengan mengendarai sepeda motor dan langsung melarikan diri. Sebanyak enam orang saksi yang mengetahui insiden penembakan kini telah diperiksa. Para saksi itu menyatakan tidak mengenali pelaku karena pelaku menggunakan topeng.

Sementara itu, menurut Kepala Kepolisian Daerah Sulteng Brigadir Jenderal Polisi Badrudin Haiti, hingga saat ini pihaknya masih terus menyelidiki kasus penembakan tersebut. Dua pelaku penembakan yang mengendarai sepeda motor bebek jenis Honda Supra masih dikejar [baca: Penembak Irianto Masih Dikejar]. Sebagai wujud penghormatan atas tewasnya Ketua Pelaksana Harian Gereja Kristen Sulteng ini seluruh gereja di provinsi tersebut menaikkan bendera setengah tiang.(ZIZ/Syamsuddin dan Mansur Tobone)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya