Akibat pemaksaan itulah sebanyak 16 pilot Adam Air mengundurkan diri sebelum kontrak mereka habis. Sebagai jawabannya, pihak manajemen Adam Air menyeret belasan pilot itu ke meja hijau. "Itu karena mereka terbang dipaksa dalam kondisi pesawat yang tidak layak. Akibatnya mereka keluar," kata Mr X.
Konflik antara para pilot dan manajemen Adam Air itu telah berlangsung terbuka hingga berujung ke Pengadilan Negeri Jakarta Barat. Dalam sebuah pertemuan antara Chief Executive Officer (Pejabat Eksekutif Tertinggi) Adam Air, para pilot mempertanyakan kontrak mereka yang tak pernah dikembalikan. "Sampai saat ini saya tidak mendapat kontrak itu walaupun kontrak itu dibikin dan dibagikan ke yang bersangkutan," kata pilot yang mengaku bergabung di Adam Air sejak 19 Februari silam.
Advertisement
Menanggapi pertanyaan itu, seorang CEO yang belum dipastikan namanya meminta mereka untuk segera mengambil salinan kontrak di HRD. "Anda datang ke sini mau tetap bergabung dengan Adam Air atau mau cari-cari kesalahan saya sebagai CEO?" katanya.
Selain masalah kontrak, para pilot juga mempertanyakan asuransi bagi penerbang dan slip gaji yang tak pernah diterima. Menanggapi masalah ini, CEO Adam Air menganggapnya sebagai suatu masalah yang kecil. Untuk itu para pilot diminta tak membesar-besarkan masalah. Sebab saat ini pihak Adam Air mengaku mendapat banyak tekanan eksternal. "Avtur naik, dolar hampir 10 ribu [rupiah]. Tiket gak bisa naik harganya," ungkap seorang CEO.(YAN/Tim Liputan 6 SCTV)