Liputan6.com, Poso: Kondisi warga yang menjadi korban penembakan di Poso, Sulawesi Tengah, telah membaik pada Sabtu (13/1). Tim dokter menyatakan, Ibnu dapat segera pulang dalam beberapa hari mendatang. Buruh bangunan ini sempat kritis akibat luka tembak di perut saat tim gabungan Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri dan Kepolisian Daerah Sulteng menyergap para tersangka kasus kerusuhan Poso.
Ibnu sempat dirawat selama tiga hari di Ruang Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Poso. Saat ditemui di ruang perawatan, Ibnu mengaku menjadi korban penembakan salah sasaran. Sesaat sebelum kejadian, warga Ampana, Tojo Unauna ini mengaku sedang bekerja di masjid Jalan Pulau Irian. Dia ke luar dari masjid karena mendengar suara tembakan. Tak dinyana, sebutir peluru nyasar membuat Ibnu ambruk bersimbah darah.
Ibnu adalah salah satu korban yang terkena tembakan saat polisi menggerebek rumah di Jalan Pulau Jawa dan Pulau Irian. Dua lainnya yaitu Dedi Parsang dan Riansyah, pengajar di Pondok Pesantren Amanah Tanah Runtuh []
Menurut Wakil Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Polisi Anton Bachrul Alam, Riansyah bernama aslinya Santoso. Dia adalah alumni Akmil Darul Islam, Afghanistan anggota angkatan kedua atau satu angkatan dengan pelaku Bom Bali I Mukhlas.
Riansyah juga dikenal aktif pada Jamah Islamiah dan turut membantu para terpidana Bom Bali I. Hingga akhir hayatnya, almarhum adalah pelatih kemiliteran dalam JI dan penentu target-target teror di Poso.(YAN/Syamsudin)
Ibnu sempat dirawat selama tiga hari di Ruang Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Poso. Saat ditemui di ruang perawatan, Ibnu mengaku menjadi korban penembakan salah sasaran. Sesaat sebelum kejadian, warga Ampana, Tojo Unauna ini mengaku sedang bekerja di masjid Jalan Pulau Irian. Dia ke luar dari masjid karena mendengar suara tembakan. Tak dinyana, sebutir peluru nyasar membuat Ibnu ambruk bersimbah darah.
Ibnu adalah salah satu korban yang terkena tembakan saat polisi menggerebek rumah di Jalan Pulau Jawa dan Pulau Irian. Dua lainnya yaitu Dedi Parsang dan Riansyah, pengajar di Pondok Pesantren Amanah Tanah Runtuh []
Menurut Wakil Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Polisi Anton Bachrul Alam, Riansyah bernama aslinya Santoso. Dia adalah alumni Akmil Darul Islam, Afghanistan anggota angkatan kedua atau satu angkatan dengan pelaku Bom Bali I Mukhlas.
Riansyah juga dikenal aktif pada Jamah Islamiah dan turut membantu para terpidana Bom Bali I. Hingga akhir hayatnya, almarhum adalah pelatih kemiliteran dalam JI dan penentu target-target teror di Poso.(YAN/Syamsudin)