Bulan Depan Warga Jakarta Dilarang Memelihara Unggas

Larangan ini tertuang dalam Peraturan Gubernur Nomor 5 Tahun 2007. Bila tak diindahkan, mulai 1 Februari mendatang akan diadakan pemusnahan secara massal tanpa adanya ganti rugi dari Pemprov DKI Jakarta.

oleh Liputan6 diperbarui 18 Jan 2007, 02:03 WIB
Liputan6.com, Jakarta: Pasien flu burung kian bertambah. Bahkan dalam dua pekan terakhir sudah dua warga Ibu Kota yang meninggal dunia karena positif terinfeksi virus H5N1. Lantaran itulah, Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso menegaskan, pihaknya memberi tenggat waktu hingga 31 Januari mendatang kepada warga Ibu Kota yang memelihara unggas nonkomersial [baca: Pasien Dugaan Flu Burung Bertambah].

Terhitung 1 Februari 2007, tak ada lagi warga yang memelihara unggas di tempat tinggal mereka. Dan bagi yang tidak mengindahkan peraturan ini, Sutiyoso mengancam akan memusnahkan langsung tanpa mendapat kompensasi penggantian. "Saya akan inspeksi. Semua [unggas] akan saya musnahkan yang di permukiman," tegas Sutiyoso di Jakarta, Rabu (17/1).

Larangan ini tertuang dalam Peraturan Gubernur Nomor 5 Tahun 2007. Peraturan ini berisi larangan memelihara unggas di permukiman, misalnya ayam, bebek, angsa atau burung dara. Bila warga tak menggubris peraturan ini, terhitung 1 Februari nanti, petugas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bakal memusnahkan unggas secara massal.

Kendati demikian, Pemerintah Jakarta masih memberi kesempatan atau kelonggaran kepada warga untuk memelihara unggas. Terutama yang dikategorikan unggas hias berkicau, unggas untuk kalangan hobi, pendidikan, dan penelitian. Asalkan memiliki sertifikat kesehatan hewan dari Dinas Peternakan Jakarta.

Tak hanya di Ibu Kota, virus avian influenza pun merebak di Sukabumi, Jawa Barat. Hari ini sekitar 3.000 ekor ayam dan burung merpati di Desa Pawenang dimusnahkan dengan cara dibakar dan dikubur. Pemusnahan itu menyusul ditemukannya 26 ekor ayam yang mati mendadak dan positif terinfeksi flu burung. Warga setempat juga diimbau merelakan unggas peliharaan mereka dimusnahkan bersama ayam yang terjangkit virus flu burung.

Pun demikian di Yogyakarta. Di sana, puluhan unggas dimusnahkan setelah sejumlah unggas dipastikan positif flu burung. Pemusnahan unggas di kawasan Gedongkuning, Yogyakarta, itu dilakukan dengan cara menyuntikkan larutan air dan garam pada jantung unggas. Setelah mati, unggas kemudian dibakar dan dikubur. Namun, sebagian warga ternyata menolak pemusnahan unggas. Mereka beralasan, petugas tidak disertai surat izin resmi. Mereka pun berkeyakinan flu burung belum menjangkit di wilayahnya.

Di Bogor, Jabar, sebagian warga juga enggan menaati larangan pemerintah agar tidak memelihara ayam nonkomersial di permukiman [baca: Pemeliharaan Unggas Secara Pribadi Dilarang]. Mereka tetap memelihara ayam di pekarangan rumah masing-masing karena mengaku hobi dan untuk mengisi kegiatan sehari-hari. Mewabahnya kembali flu burung juga membuat omzet penjualan ayam dan telur ayam menurun drastis.

Sementara itu, dua rumah sakit di Jabar yang merawat korban dugaan flu burung masih didatangi pasien baru. Satu pasien baru dugaan flu burung yang dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, adalah bocah lima tahun berinisial A. Pasien asal Kampung Rancakemit, Kabupaten Bandung ini sebelumnya dirawat di pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) setempat.

Lantaran kondisinya menunjukkan gejala klinis mirip flu burung, yakni demam tinggi disertai batuk, ia pun langsung dirujuk. Sebelum pasien sakit, di dekat rumahnya ditemukan sejumlah ayam mati mendadak. Hingga saat ini, ruang isolasi flamboyan RS Hasan Sadikin sudah merawat sembilan pasien sehingga tidak bisa lagi menerima pasien baru.

Rumah Sakit dokter Slamet, Garut, juga kedatangan pasien baru dugaan flu burung. Pasien yang dirawat intensif di ruang isolasi ini berinisial T, berusia 30 tahun asal Kampung Cikuni, Kecamatan Wanaraja, Garut. Sebelum mengalami demam, pasien sempat kontak langsung dengan ayam peliharaannya yang mati tiba-tiba. Bahkan di kampungnya banyak ayam peliharaan warga yang mati mendadak dalam sepekan terakhir.

Beberapa anak-anak di Desa Medali, Mojokerto, Jawa Timur, juga terkena demam panas. Ini tak lama setelah pihak Dinas Kesehatan Mojokerto menyatakan sejumlah ayam milik warga yang mati mendadak positif flu burung. Namun dua anak yang terkena demam dan influenza hanya dibawa ke puskesmas dan diberi obat panas. Padahal, beberapa ayam peliharaan tetangga mereka positif tertular virus flu burung. Menurut petugas puskesmas, kedua anak itu hanya flu biasa.

Buat mencegah penularan virus mematikan tersebut, pihak puskesmas bersama petugas Dinas Peternakan setempat memeriksa kesehatan warga sekitar. Mereka mendata pula ayam warga yang mati mendadak.

Di beberapa daerah sejumlah unggas milik warga juga dilaporkan mati mendadak. Di Kecamatan Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam, misalnya. Dalam beberapa hari terakhir, ratusan ayam peliharaan milik beberapa warga mati mendadak tanpa diketahui penyebabnya.

Kematian ratusan ayam itu jelas mengagetkan warga Lamcot, Darul Imarah. Mereka juga belum berani menduga jika ayam-ayam tersebut terinfeksi flu burung. Sebab, pihak berwenang belum mendatangi kampung mereka. Seorang warga yang tidak paham dengan virus flu burung hanya membuang begitu saja ayamnya yang mati. Ini bisa terjadi karena tidak ada sosialisasi tentang flu burung di wilayah tersebut.

Sejauh ini, belum ada tindakan dari pemerintah setempat terkait ratusan ayam yang mati mendadak. Padahal akhir tahun 2005, ribuan ayam milik warga juga pernah mati mendadak tanpa pula diketahui penyebabnya.

Di Jambi, ratusan ayam yang mati mendadak dalam dua hari terakhir. Ratusan ekor ayam yang mati mendadak dalam dua hari terakhir itu dipelihara sejumlah warga di beberapa kelurahan di Kota Jambi. Antara lain Kelurahan Talang Banjar, Kenali Besar, dan Pemarang Sulur.

Hasil penelitian yang dilakukan pihak Dinas Peternakan dan Pertanian Kota Jambi menunjukkan, beberapa ayam yang mati itu positif tertular virus flu burung. Agar virus H5N1 tidak menular pada manusia, Kepala Dinas Peternakan dan Pertanian Kota Jambi Ertadi Ahmad menyiagakan stafnya untuk siaga 24 jam. Kendati sudah ada ayam yang dinyatakan positif flu burung, hingga Rabu ini belum ada laporan warga Kota Jambi yang positif tertular virus mematikan itu.(ANS/Tim Liputan 6 SCTV)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya