Leptospirosis Masih Mengancam Jakarta

Dinkes Jakarta memperkirakan jumlah penderita leptospirosis akan terus bertambah dan mencapai puncaknya pertengahan Maret mendatang. Selain leptospirosis, demam berdarah dan diare juga harus diwaspadai.

oleh Liputan6 diperbarui 06 Mar 2007, 07:26 WIB
Liputan6.com, Jakarta: Penyakit leptospirosis yang disebabkan air kencing tikus masih mengancam warga Ibu Kota. Dinas Kesehatan Jakarta memperkirakan jumlah penderita leptospirosis masih akan terus bertambah dan mencapai puncaknya pertengahan Maret mendatang. Demikian disampaikan Wakil Kepala Dinkes Jakarta Salimar Salim, belum lama ini.

RSUD Tarakan hingga kini masih merawat 13 pasien leptospirosis. Jumlah ini menurun dari sehari sebelumnya yang mencapai 15 pasien. Angka ini diperkirakan masih akan bertambah karena kondisi lingkungan yang belum sehat pascabanjir Februari silam.

Samsinah misalnya, sudah lebih dari dua pekan dirawat di RSUD Tarakan. Warga Petamburan ini positif menderita leptospirosis. Semula, Samsinah hanya merasa demam tinggi dan ngilu di beberapa bagian tubuh hingga sulit digerakkan.

Selain leptospirosis, demam berdarah dan diare juga harus diwaspadai. Salimar menambahkan saat ini masih terdapat 40 pasien demam berdarah dan 28 pasien diare yang tengah dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan. Sebagian besar penderita adalah anak-anak.(TOZ/Teguh Dwi Hartono)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya