Beras Mahal, Puluhan Warga Puasa

Harga beras yang kini Rp 5.000 per kilogram benar-benar menjepit kehidupan puluhan warga Kampung Jambu, Serang, Banten. Jika tidak ada umbi-umbian dari hutan, mereka memilih berpuasa hingga tiga hari.

oleh Liputan6 diperbarui 25 Mar 2007, 13:38 WIB
Liputan6.com, Serang: Harga beras yang menguras kantong mencekik kehidupan puluhan warga Kampung Jambu, Desa Cisalam, Kecamatan Baros, Serang, Banten. Harga beras di Kampung Jambu yang semula Rp 3.000, kini Rp 5.000 per kilogram. Akibatnya tidak sedikit warga yang terkadang tidak makan selama satu hingga tiga hari dan memilih berpuasa.

Sejak pagi Fatmawati yang tinggal di rumah panggung belum memasak nasi. Suaminya yang bekerja sebagai buruh bangunan belum juga pulang. Sejak tiga bulan terakhir, Fatmawati tidak memiliki persediaan beras tetap buat keluarga dan sepuluh anaknya. "Kalau tidak punya beras terkadang puasa," kata Fatmawati.

Fatmawati hanyalah gambaran dari puluhan keluarga lain di Kampung Jambu yang berjarak hanya 20 kilometer dari pusat ibu kota Banten. Warga memang sempat mendapat jatah beras miskin, namun mereka harus membeli dengan harga Rp 2.500 per kilogram. Padahal harga tertinggi beras miskin hanya 1.000 rupiah per kilogram.

Sebagian warga terpaksa beralih menyantap umbi-umbian dari hutan. Jika tidak ada umbi-umbian di hutan, ya, mereka berpuasa.

Beras memang masih menjadi masalah bagi pemerintah. Operasi pasar beras Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog) di Jakarta sepanjang bulan ini misalnya, terbukti tidak efektif. Target pemerintah untuk menekan harga beras jenis IR 64 atau yang paling banyak dikonsumsi masyarakat di level Rp 4.000 per kilogram hanya mimpi. Harga beras jenis ini justru terus naik menjadi Rp 6.000 per kilogram.

Operasi beras Bulog juga miskin pembeli. Meski begitu, operasi beras tetap digelar di berbagai pasar tradisional di Jakarta. Warga enggan membeli karena kualitas beras Bulog relatif buruk. Inilah yang membuat harga beras jenis IR 64 belum juga kembali pada harga patokan pemerintah [baca:  Harga Beras Terus Meroket].(TNA/Tim Liputan 6 SCTV)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya