Keris yang Tidak Sekadar Senjata

Selain sebagai senjata, keris juga dianggap memiliki kekuatan supranatural. Karena itu, para kolektor keris memperlakukan senjata tersebut sebagai benda pusaka yang dikeramatkan.

oleh Liputan6 diperbarui 26 Mei 2007, 06:11 WIB
Liputan6.com, Jakarta: Bagi kebanyakan orang, selain sebagai senjata, keris juga dianggap memiliki kekuatan supranatural. Demikian juga bagi Rahadi Saptoto Abro. Sudah sejak lama dirinya mengoleksi senjata yang dianggap benda pusaka tersebut. Baginya, mengoleksi keris memiliki kepuasan tersendiri. Bahkan, salah satu keris yang dimilikinya berasal dari zaman Majapahit.

Keris tersebut sangat khas dan unik. Warangka atau sarung kerisnya terbuat dari kayu cendana. Demikian juga luk yang berjumlah 13. Dan yang paling membawa kepuasan bagi Rahadai adalah dapur Megantoro dari zaman Majapahit karena usianya yang sudah tua. Saat itu dia membelinya hanya dengan harga Rp 150 ribu.

Bagi masyarakat awam, istilah-istilah dalam keris memang asing. Sebilah keris terbagi dalam beberapa bagian. Bagian utama dari keris adalah wilah (bilah) atau bahasa awamnya adalah mata pisau. Bagian lainnya yaitu warangka (sarung), dan bagian pegangan keris atau ukiran. Ada juga luk, yakni bagian yang berkelok dari bilah keris.

Sedangkan untuk membedakan asal keris berdasarkan zaman atau kerajaan bisa ditentukan melalui material besi atau modelnya. Karenanya dalam keris terdapat pula istilah dapur. Dapur merupakan penamaan ragam bentuk pada wilah-bilah. Ada puluhan bentuk dapur dalam keris.

Keris yang dimiliki Rahadi terbuat dari tiga bahan utama berwarna abu-abu, hitam, dan putih. Bukan hal yang mudah untuk memadukan ketiga unsur ini karena membutuhkan ketepatan suhu. Uniknya, di zaman dahulu, para pembuat keris atau yang sering disebut mpu, berpatokan hanya pada perasaan dengan melihat warna, bukan suhu. "Merah tua kira-kira suhunya sekian, sampai merah jingga, oranye, kuning. Itu luar biasa," ujar Rahadi.

Dalam membuat sebilah keris, para mpu di zaman dahulu selalu menyertai dengan doa dan berpuasa. Tidak lupa sesaji sambil menyebutkan keris itu dibuat untuk siapa dan tujuannya. Tapi pada umumnya, para mpu bertujuan baik dalam membuat keris.

Karena itu, perburuan Rahadi untuk terus mengoleksi benda pusaka ini tidak akan berhenti. Menurut dia, selama barangnya bagus, harga pantas, dan uang tersedia di kantong, maka sampai kapan pun keris tersebut akan diburunya.(YNI/Tim Liputan 6 SCTV)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya