Liputan6.com, Jakarta: Berawal dari kejelian melihat peluang usaha, dua orang sahabat warga Cinere, Jawa Barat, berhasil "menyulap" limbah daun kering menjadi bisnis yang menjanjinkan. Selain menghasilkan pendapatan, usaha yang dirintis Nurus Soba dan Erwan sejak dua tahun silam mampu menyedot puluhan tenaga kerja.
Usaha yang dilakukan Nurus dan Erwan adalah membuat berbagai souvenir. Mulai dari produk terkecil berupa cepu untuk tempat tusuk gigi hingga ukuran terbesar berbentuk frame 14 R. Selain itu mereka juga memproduksi kerajinan lain yang tak kalah unik dan menarik, seperti tempat pena, kotak kartu nama, serta miniatur becak dan Monumen Nasional.
Berbekal modal awal sebesar Rp 15 juta, kini puluhan produk kerajinan tangan telah mereka pasarkan. Harga yang ditawarkan pun beragam mulai dari Rp 15.500 hingga Rp 300 ribu, sesuai kesepakatan harga dengan pemesannya.
Bahan baku untuk kerajinan ini biasanya dari limbah daun ketapang, daun rambutan, daun nangka, atau daun-daun yang ada tulangnya. Terkadang dipakai juga bahan dari gandum, biji-bijian, akar, atau kuningan. "Bahan-bahan itu biasanya gampang didapat dari dekat rumah. Tapi kita juga sering survei mencari daun yang kelihatan bagus. Kalau ada yang bagus dan unik kita ambil," kata Nurus. Ditambahkan Nurus, membuat kerajinan ini sangat mudah. Siapapun bisa membuatnya asal mengerti.
Saat ini, dibantu 10 orang karyawan tetap dan 15 pekerja paruh waktu, Nurus setiap bulan mampu menghasilkan sekitar 2.500 pieces produk. Meski masih duduk di bangku kuliah, anak kedua dari empat bersaudara ini mampu memasarkan produknya dengan baik. Caranya bisa melalui informasi dari mulut ke mulut atau mengikuti pameran kerajinan di Ibu Kota. Sementara soal kreativitas dia percayakan kepada Erwan yang memiliki pengalaman bekerja di perusahaan sejenis.
Sejauh ini mereka mengaku tidak menemui kendala yang berarti. Bahkan, penghasilan yang diperoleh cukup menjanjikan, yakni sekitar Rp 15 juta sampai Rp 17 juta per bulan. "Walaupun usaha kerajinan sekarang agak lesu, aku optimistis banget pasti bisa. Karena kita bukan hanya menjual produknya saja, tapi menjual keunikan dengan desain-desainnya," kata Nurus.
Melihat respon konsumen yang cukup bagus, Nurus yang baru berusia 20 tahun dan Erwan, 26 tahun, semakin termotivasi dan memiliki harapan agar kerajinan dari limbah daun kering ini dapat berkembang serta dikenal lebih luas oleh masyarakat. Apalagi, pemerintah melalui Dewan Kerajinan Daerah dan Nasional cukup pula memberi perhatian akan usaha ini.(IAN/Tim Usaha Anda)
Kerajinan Tangan/Souvenir dari Limbah Daun Kering
Nurus: 0817 08 23337
08568582580
Telepon: (021) 7665402
Usaha yang dilakukan Nurus dan Erwan adalah membuat berbagai souvenir. Mulai dari produk terkecil berupa cepu untuk tempat tusuk gigi hingga ukuran terbesar berbentuk frame 14 R. Selain itu mereka juga memproduksi kerajinan lain yang tak kalah unik dan menarik, seperti tempat pena, kotak kartu nama, serta miniatur becak dan Monumen Nasional.
Berbekal modal awal sebesar Rp 15 juta, kini puluhan produk kerajinan tangan telah mereka pasarkan. Harga yang ditawarkan pun beragam mulai dari Rp 15.500 hingga Rp 300 ribu, sesuai kesepakatan harga dengan pemesannya.
Bahan baku untuk kerajinan ini biasanya dari limbah daun ketapang, daun rambutan, daun nangka, atau daun-daun yang ada tulangnya. Terkadang dipakai juga bahan dari gandum, biji-bijian, akar, atau kuningan. "Bahan-bahan itu biasanya gampang didapat dari dekat rumah. Tapi kita juga sering survei mencari daun yang kelihatan bagus. Kalau ada yang bagus dan unik kita ambil," kata Nurus. Ditambahkan Nurus, membuat kerajinan ini sangat mudah. Siapapun bisa membuatnya asal mengerti.
Saat ini, dibantu 10 orang karyawan tetap dan 15 pekerja paruh waktu, Nurus setiap bulan mampu menghasilkan sekitar 2.500 pieces produk. Meski masih duduk di bangku kuliah, anak kedua dari empat bersaudara ini mampu memasarkan produknya dengan baik. Caranya bisa melalui informasi dari mulut ke mulut atau mengikuti pameran kerajinan di Ibu Kota. Sementara soal kreativitas dia percayakan kepada Erwan yang memiliki pengalaman bekerja di perusahaan sejenis.
Sejauh ini mereka mengaku tidak menemui kendala yang berarti. Bahkan, penghasilan yang diperoleh cukup menjanjikan, yakni sekitar Rp 15 juta sampai Rp 17 juta per bulan. "Walaupun usaha kerajinan sekarang agak lesu, aku optimistis banget pasti bisa. Karena kita bukan hanya menjual produknya saja, tapi menjual keunikan dengan desain-desainnya," kata Nurus.
Melihat respon konsumen yang cukup bagus, Nurus yang baru berusia 20 tahun dan Erwan, 26 tahun, semakin termotivasi dan memiliki harapan agar kerajinan dari limbah daun kering ini dapat berkembang serta dikenal lebih luas oleh masyarakat. Apalagi, pemerintah melalui Dewan Kerajinan Daerah dan Nasional cukup pula memberi perhatian akan usaha ini.(IAN/Tim Usaha Anda)
Kerajinan Tangan/Souvenir dari Limbah Daun Kering
Nurus: 0817 08 23337
08568582580
Telepon: (021) 7665402