Anak-Anak Ikut Melestarikan Gambang Bali

Seniman-seniman cilik Desa Tembuku Bangli mempelajari gambang dengan antusias. Para generasi muda ini diharapkan bisa melestarikan kesenian asli Bali tersebut.

oleh Liputan6 diperbarui 21 Jun 2007, 18:54 WIB
Liputan6.com, Denpasar: Gambang, kesenian gamelan tradisional Bali yang telah berusia lebih dari satu abad semakin tenggelam di tengah perkembangan instrumen musik modern. Sosialisasi bagi generasi muda harus terus dilakukan untuk tetap menjaga eksistensi seni masyarakat ini.

Untuk tetap menjaga eksistensinya, para seniman-seniman cilik asal Desa Tembuku Bangli pun mempelajarinya. Sesekali mereka unjuk kebolehan di muka umum. Meski masih duduk di bangku sekolah dasar, kemampuan mereka mengetuk panggul tak kalah dengan seniman gambang dewasa. Antusiasme para generasi muda ini diharapkan bisa melestarikan kesenian asli Bali ini.

Gamelan tradisional Bali yang disebut gambang dulu hanya dimainkan pada upacara-upacara adat. Belakangan, gambang lebih dikenal sebagai seni pertunjukan untuk menghibur masyarakat. Gambang terdiri dari lima jenis instrumen musik di antaranya penganter, pembero, penyelah, pemetit, dan gangsa. Gambang memiliki keunikan yakni mampu menghasilkan hingga tujuh nada dibanding gamelan lain yang hanya lima nada.(TOZ/Aries Wicaksono)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya