Bagi sebagian besar pemuda Bali, surfing adalah olah raga favorit. Salah satunya, Kopling. Ia menekuni selancar sejak berusia 12 tahun. "Saya menganggap surfing sebagai sarana refreshing. Seolah kita dapat melepas lelah tanpa mempedulikan lingkungan sekitar dan beban pikiran," ujar Kopling kepada SCTV belum lama ini.
Pendapat hampir senada diungkapkan Ratu Swaditra. Ia mengaku sangat beruntung dapat menerjuni dunia selancar. "Dengan surfing, saya seakan-akan menyatu dengan alam. Jika kita makin memahami alam, maka kita dapat berselancar dengan baik," kata Ratu.
Advertisement
Surfing diperkenalkan pertama kali di Pulau Dewata oleh pria asal Amerika Serikat bernama Robert Koke di era 1930-an. Sejak itu, olahraga ini berkembang pesat di Bali, terutama di wilayah Kuta. Kini, Bali menjadi pusat para peselancar lokal maupun internasional mengeksplorasi kualitas ombak di perairan Indonesia. Hal itu dilakukan, sebelum mereka menjajal lokasi selancar lain seperti, Pelabuhan Ratu (Jawa Barat), Sumbawa dan Lombok (Nusatenggara Barat), atau Kepulauan Mentawai (Sumatra Barat).(RMA/Tim Liputan 6 SCTV)