Sultan HB X: SI Harus Jujur dan Terbuka

Sidang Istimewa MPR pada 1 Agustus mendatang harus diikuti dengan kejujuran dan keterbukaan para elite politik, termasuk Presiden Abdurrahman Wahid. Hanya dengan cara itulah kebuntuan politik cair.

oleh Liputan6 diperbarui 17 Jun 2001, 19:23 WIB
Liputan6.com, Jakarta: Penyelenggaraan Sidang Istimewa MPR pada 1 Agustus mendatang adalah momentum penting dunia politik di Tanah Air. Lantaran itu, semua pihak harus saling jujur dan terbuka: elite politik plus Presiden Abdurrahman Wahid. Imbauan itu dilontarkan Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X, di Jakarta, Sabtu (16/6).

Di mata Sri Sultan, hanya dengan solusi kejujuran dan saling terbuka sajalah, kebuntuan politik yang selama ini terjadi bisa cair. Selain itu, Presiden Wahid dan kalangan politisi parlemen juga mesti terus berupaya membuka dialog dan kompromi politik. Tujuannya, tambah Sri Sultan, supaya ketegangan politik yang terjadi di tingkat pusat, tak berdampak negatif hingga ke tingkat bawah.

Sri sultan menyatakan, sebenarnya, kebuntuan politik saat ini masih memiliki pengharapan. Tapi tentu saja, syaratnya pihak yang bertikai mesti saling menerima terhadap berbagai perbedaan dan membuka jalur kompromi secara terbuka tanpa dibarengi kepentingan partai atau kekuasaan. Solusi ini, menurut tokoh Pertemuan Ciganjur itu adalah jalan yang paling termurah menghadapi ketegangan politik saat ini.(BMI/Machmud dan Doni Indradi)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya